RADARSEMARANG.COM, PENDIDIKAN seni bagi peserta didik adalah untuk mengolah alam perasaan dan memberikan landasan psikis baik teoritis maupun praktis guna mengekspresikan perasaan melalui medium seni.
Sebab kecerdasan logika saja tidak cukup untuk mendidik anak supaya memiliki jiwa yang matang sebagai induvidu maupun sebagai mahluk sosial. Pendidikan seni yang lebih memfokuskan pada olah rasa merupakan manifestasi alam psikis yang independen dan psikomotor untuk membentuk kepribadian yang utuh.
Nurhadi (2004:65) menyatakan, problem based learning (PBL) adalah kegiatan interaksi antara stimulus dan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan.
Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah. Sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.
PBL merupakan pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah konstektual sehingga merangsang siswa untuk belajar. PBL merupakan suatu model pembelajaran yang menantang siswa untuk belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
Pembelajaran bernyanyi di SMPN 30 Semarang kelas VII dijumpai indikasi masalah berkaitan dengan pembelajaran bernyanyi di antaranya keberanian dan kepercayaan anak kurang untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
Berdasarkan kurikulum, tujuan pendidikan seni budaya di sekolah adalah mengembangkan sikap, kemampuan dan keterampilan dasar, kreativitas, kepekaan cita rasa keindahan, serta berkembangnya apresiasi siswa. Permasalahan yang dihadapi bagaimana meningkatkan hasil belajar bernyanyi siswa dengan model Problem Based Learning?
Rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model PBL yaitu, 1) memberikan orientasi tentang permasalahan kepada siswa. Guru memberikan permasalahan kepada peserta didik tentang tugas yang perlu dilakukan dan guru membagi peserta didik untuk berkelompok.
2) Mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan, merancang tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut. 3) Membimbing penyelidikan induvidu maupun kelompok dalam diskusi. Guru berkeliling kelas memantau kegiatan diskusi yang dilakukan oleh siswa.
4) Mengembangkan menyajikan hasil karya. Guru mengarahkan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan masing-masing kelompok dalam bentuk semenarik mungkin berdasarkan kesepakatan kelompok. 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan. Siswa menyimpulkan hasil diskusi yang telah dikerjakan.
Dari hasil tersebut, menunjukkan bahwa dengan model pembelajaran PBL dalam bernyanyi dapat meningkatan hasil belajar peserta didik, 1) proses pembelajaran bernyanyi dengan menerapkan model pembelajaran PBL berlangsung aktif. Peserta didik menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dan tugas dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya.
Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai fase 4 mengharuskan peserta didik aktif selama proses pembelajaran. 2) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer knowledge. Setelah membaca, meringkas, dan mendiskusikan teknik bernyanyi. 3) Penerapan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik saat diskusi untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran. (ips2/ida)
Guru Seni Budaya SMP Negeri 30 Semarang