RADARSEMARANG.COM, Munculnya wabah Covid- 19 di belahan bumi, sistem pendidikan pun mulai mencari suatu inovasi untuk proses kegiatan belajar mengajar. Terlebih adanya Surat Edaran no. 4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan di institusi pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian materi disampaikan di rumah masing-masing.
Sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan secara online membuat guru mengubah sistem pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tersampaikan. Kondisi seperti ini, guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap terus berjalan, meskipun peserta didik berada di rumah. Solusinya seorang guru dituntut untuk dapat merancang media pembelajaran secara daring.
Media pembelajaran saat ini mengalami perkembangan sangat pesat. Media pembelajaran merupakan alat yang dapat membantu dalam proses pembelajaran, menjadi salah satu sumber belajar, dan memperjelas makna pesan yang akan disampaikan guru. Termasuk dalam memperkaya wawasan peserta didik.
Video merupakan jenis media audio visual, yang artinya media pembelajaran yang dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan dan didengar dengan menggunakan indera pendengaran. Video efektif digunakan untuk proses pembelajaran secara masal, individu maupun kelompok (Daryanto & Rahardjo, 2012).
Video berfungsi untuk menjembatani proses pembelajaran agar lebih menarik. Terutama mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Yang biasanya guru menerangkan di depan kelas. Namun dalam PJJ tentu sangat mudah bagi peserta didik untuk melihat tayangan video yang dapat diputar secara berulang-ulang sampai peserta didik paham.
Sebagaimana yang terjadi di SMP Negeri 1 Cepiring kelas VIII KD 3.1 Memahami perubahan keruangan dan interaksi antarruang di Indonesia dan negara-negara ASEAN yang diakibatkan faktor alam dan manusia (teknologi, ekonomi, pemanfaatan lahan, politik) dan pengaruhnya terhadap keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik.
Adapun tayangan video yang disajikan ke peserta didik dengan IPK (Indikator Pencapaian Kompetensi) adalah menentukan kondisi geografis ASEAN, di saat pembelajaran tatap muka saja masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan. Kondisi ini menuntut guru lebih kritis dalam menyiasati peserta didik. Pada saat peserta didik mengamati tayangan materi dalam video tersebut, jauh rasa bosan karena ada beberapa fitur animasi yang dibuat semenarik mungkin. Video lebih meningkatkan rangsangan, keaktifan, dan ketrampilan baru bagi peserta didik.
Langkah yang harus dilakukan guru dalam menerapkan video sebagai media pembelajaran, pertama, guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu,kemudian memilih video yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
Termasuk panjangnya atau durasi video. Kedua, berupa tanya jawab melalui grup whatsap maupun dalam classroom mengenai sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang disajikan. Kalau masih terdapat kekurang pahaman masih bisa dilakukan dengan pengulangan pemutaran video yang diberikan di google classroom. Pengertian yang diperoleh peserta didik dari melihat video akan lebih banyak manfaatnya.
Kesimpulannya, video mendorong dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk trampil dalam mencari informasi secara mandiri melalui tayangan yang diberikan di google classroom. Video efektif digunakan untuk proses pembelajaran secara masal, individu maupun kelompok (Daryanto & Rahardjo, 2012). Tuntutan perkembangan teknologi dan ilmu telekomunikasi yang pesat, harus menjadi semangat guru untuk selalu berinovasi dalam pembelajaran. Dengan memilih tayangan video sesuai materi yang diajarkan peserta didik. Jadi peserta didik didorong untuk mampu mencari dan mengolah informasi yang diperoleh, serta mampu menyimpulkan hasil informasi ke dalam tulisan sesuai pemahaman mereka. (ips2/ton)
Guru IPS SMP Negeri 1 Cepiring, Kabupaten Kendal