RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran bahasa Inggris meliputi empat kemampuan berbahasa. Yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat keterampilan berbahasa tersebut, pembelajaran keterampilan menulis (writing) ternyata kurang dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Kemampuan peserta didik dalam menyusun Recount Text adalah salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa kelas X.
Siswa dituntut untuk dapat membuat karangan berdasarkan unsur yang ditentukan. Misalnya kelengkapan isi, organisasi, kosakata, penggunaan bahasa, dan mekanik.
Namun, kenyataannya tidak semua siswa mampu menulis dengan baik. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan, sebagian besar siswa mengaku kesulitan menemukan ide dan tidak menyukai pembelajaran menulis.
Permasalahan tersebut terjadi pada siswa kelas X IPS 1 SMAN 1 Kesesi. Hal ini terlihat dari nilai hasil awal pada pembelajaran menulis. Siswa yang mampu mencapai ketuntasan belajar (KKM ≥ 70) sebanyak 4 siswa (11,11%), siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar (KKM ≥ 70) sebanyak 32 siswa (88,88%).
Dari hasil refleksi penulis diperoleh data bahwa selama proses pembelajaran siswa sangat pasif dan mengeluh serta muncul rasa tidak percaya diri. Mereka sangat kesulitan mengerjakan tugas-tugasnya.
Jelas, pembelajaran ini sangat tidak efektif atau dengan kata lain pembelajaran tersebut tidak berhasil (gagal). Untuk mengatasi kegagalan pembelajaran tersebut diatas, penulis berusaha mencari solusi yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 13. Dalam hal ini seorang guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mencari satu teknik pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelas.
Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara optimal adalah metode pembelajaran menggunakan mind mapping. Menurut Aris Shoimin (2014: 105) mind mapping atau pemetaan pikiran adalah teknik pemanfaatan seluruh otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan.
Metode pembelajaran ini merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran. Mind mapping juga merupakan peta rute yang memudahkan ingatan dan memungkinkan untuk menyusun fakta dan pikiran. Dengan demikian cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal.
Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat tradisional. Selain itu, mind mapping adalah sistem penyimpanan, penarikan data dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa dalam otak manusia yang menakjubkan.
Buzan (2009) menyampaikan bahwa dalam membuat mind mapping membutuhkan imajinasi atau pemikiran. Adapun cara pembuatan mind mapping adalah: Mulailah dari tengah kertas kosong. Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama.
Gunakan berbagai warna. Hubungan cabang-cabang utama ke gambar pusat. Buatlah garis hubung yang melengkung. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Gunakan gambar.
Setelah pembelajaran recount text menggunakan metode mind mapping, diperoleh peningkatan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dari 36 siswa kelas X IPS 1 SMAN 1 Kesesi, Kabupaten Pekalongan, yang tuntas belajar mencapai 32 orang. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode mind mapping sangat membantu peserta didik dalam menulis recount text. (ips2/lis)
Guru Bahasa Inggris SMAN 1 Kesesi, Kabupaten Pekalongan