RADARSEMARANG.COM, PADA masa pandemi Covid-19 ini, untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila bukan hal yang mudah dilakukan. Namun pendidik tetap mengupayakan terwujudnya hal tersebut demi masa depan anak-anak didik sebagai salah satu pilar bangsa Indonesia.
Hanya saja dalam prosesnya memerlukan waktu yang cukup panjang, mengingat keenam Profil Pelajar Pancasila merupakan perwujudan dari perilaku, sikap, dan akhlak yang dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi suatu pembiasaan.
Keenam profil tersebut sebenarnya bisa dilaksanakan dalam setiap pelajaran dan pertemuan, hanya saja membutuhkan konsistensi dari guru sebagai pilotnya. Dalam tulisan ini, guru mengambil dua profil pelajar pancasila yang sudah dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Kedua profil tersebut adalah, 1) bernalar kritis.
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya.
Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan. 2) Kreatif. Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri atas menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal. (http://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/profil-pelajar-pancasila).
Dalam setiap pembelajaran, guru terus menerus melatih siswa untuk bernalar kritis yang diawali dengan literasi baca. Guru mengirimkan bacaan-bacaan ringan dan secara bertahap, jenis bacaan ditingkatkan.
Bacaan ini disediakan guru dalam bentuk print out dan diambil oleh orang tua di sekolah dengan tujuan supaya siswa lebih mudah membaca tulisan di atas kertas dibandingkan membaca di layar handphone. Guru juga meminta siswa membaca dari buku paket yang sudah dibagikan. Contoh yang dilakukan guru IPA memberikan bacaan dalam bentuk artikel tentang pemanasan global.
Siswa diminta membaca artikel tersebut dalam waktu 30 menit. Setelah 30 menit, guru membuka room meeting untuk menanyakan isi bacaan tersebut. Ternyata belum banyak siswa yang paham dengan isi bacaan tersebut.
Dari 40 siswa, hanya 5 siswa yang bisa memahaminya. Guru memberikan kesempatan membaca 30 menit lagi. Kembali guru membuka room meeting. Jumlah siswa yang bisa memahami isi bacaan meningkat menjadi 27 siswa. Sementara yang 13 siswa sudah memahami tetapi masih kesulitan dalam menentukan isi atau topik bacaan tersebut. Guru kemudian membimbing ketigabelas siswa secara khusus.
Kegiatan ini dilakukan beberapa kali dengan tujuan untuk melatih siswa dalam memahami bacaan. Setelahnya, guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan efek pemanasan global. Siswa diminta memberikan pendapatnya secara tertulis dan lisan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melatih siswa berani menyampaikan pendapatnya dan melatih siswa kritis dalam menanggapi permasalahan lingkungan.
Kreativitas siswa juga bisa digali dari kegiatan sebelumnya. Setelah siswa sudah berani menyampaikan pendapatnya sekaligus mengkritisi sebuah tulisan, guru meminta siswa membuat tulisan pendek tentang lingkungan.
Di sinilah siswa ditantang kreatif dan inovatif dalam membuat tulisan. Pada awalnya, siswa hanya mampu membuat tulisan satu paragraf, tapi guru terus membimbing dan melatih siswa untuk terus kritis dan kreatif. Supaya profil Pelajar Pancasila dapat terwujud, guru memang harus mendampingi siswa secara terus menerus dan membiasakannya dengan bentuk kegiatan yang bervariasi supaya siswa tidak bosan. (dd2/ida)
Guru SDN Mangunsari 01, Salatiga