28.4 C
Semarang
Monday, 5 May 2025

Tantangan Mengajar di Masa Pandemi Covid-19

Oleh : Fitria Hikmah,S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Tidak sedikit orang tua yang mengeluh tentang PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Mereka kesulitan untuk menjelaskan materi karena keterbatasan kemampuan atau keterbatasan waktu membimbing putra putri di rumah. Maka guru harus menyusun strategi supaya pembelajaran tetap bermakna.

Pembelajaran Jarak Jauh pada hakikatnya menuntut guru untuk selalu kreatif dalam menyampaikan materi. Hal ini dilakukan supaya peserta didik tidak bosan dan tidak menyepelekan apa yang menjadi tanggung jawabnya sebagai siswa. Kebanyakan siswa menganggap Pembelajaran Jarak Jauh merupakan hal yang sepele berbeda dengan ketika mereka belajar di sekolah.

Banyak sekali guru yang menganggap PJJ ini sebagai sesuatu yang berat. Mengapa demikian karena banyak sekali kendala yang terjadi di lapangan seperti kendala jaringan atau sinyal, kebutuhan kuota yang tidak memadahi bagai keluarga kurang mampu, gadget yang dipakai bersama untuk keluarga, respon dari peserta didik yang beragam dan masih banyak kendala yang lainnya.

Oleh sebab itu PJJ ini menantang bapak ibu guru dalam memilih strategi pembelajaran supaya kegiatan KBM tetap berjalan maksimal. Perlu diingat bahwa teknologi yang terbaik yang digunakan dalam PJJ bukanlah teknologi yang canggih melainkan tegnologi yang tepat guna yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sesuai konteks satuan pendidikan dan daerah masing-masing.

Menurut peraturan menteri Nomor 7 tahun 2020 Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi. Sedangkan menurut Wikipedia, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah pendidikan formal berbasis lembaga yang peserta didik dan instrukturnya berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan di dalam nya.

Pada dasarnya PJJ dibagi menjadi dua yaitu PJJ secara daring dan PJJ secara luring. Dalam hal ini untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran sebaiknya guru memodifikasi kedua yaitu dengan cara blended learning atau gabungan daring dan luring. Blended learning dilakukan supaya anak yang terkendala dengan sarana telekomunikasi juga dapat mengikuti pembelajaran.

Blended learning merupakan pembelajaran dimana sebagian peserta didik hadir di sekolah dan sebagian lagi di rumah. Peserta didik yang hadir di sekolah adalah siswa yang terkendala dengan sarana prasarana telekomunikasinya tentunya mereka harus mematuhi prokes. Sedangkan siswa yang tidak ada kendala mereka mengikuti pembelajaran dari rumah. Keduanya memperoleh materi dan penjelasan yang sama hanya tekniknya saja yang berbeda.

Guru menyampaikan materi melalui google meet atau zoom yang dihubungkan dengan proyektor sehingga peserta didik yang mengikuti pembelajaran di sekolah dapat menyaksikan melalui tayangan LCD. Saat guru menyampaikan materi melalui berbagi layar atau share screen siswa yang di rumah juga dapat melihat materi melalui google meet atau zoom. Sehingga keduanya baik yang di rumah maupun yang di sekolah memperoleh materi yang sama.

Pembelajaran secara blended learning merupakan salah satu contoh strategi pembelajaran di masa pandemi. Keuntungan menggunakan strategi ini guru dapat melayani siswa yang datang ke sekolah dan yang ada di rumah secara bersamaan dengan materi yang sama pula sehingga guru tidak perlu mengulang materi. Keuntungan berikutnya guru dapat membimbing langsung bagi siswa yang datang ke sekolah dengan menerapkan prokes yang ketat. (unw1/ton)

Guru SD Negeri Salatiga 02 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya