26 C
Semarang
Wednesday, 30 April 2025

Project Based Learning PKKWU dengan Pendekatan Teaching Factory di Era Pandemi

Oleh : Edy Siswanto, S.Pd., M.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Era pandemi Covid-19, yang berjalan memasuki tahun kedua, memberikan tantangan bagi dunia pendidikan. Peran guru sebagai ujung tombak pembelajaran, tak bisa diabaikan.

Ada kejenuhan baik guru mapun siswa dalam hal pelaksanaan pembelajaran daring, salah satunya pembelajaran kurang menarik, menggunakan manual yang di-online-kan.

Monoton ceramah, penugasan, bersifat teacher-centre, siswa pasif hanya mendengar dan mencatat. Belum membuat siswa lebih kreatif dan tertantang membuat projek sampai menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan industri, dunia usaha dan kerja (IDUKA).

Menurut Jalius (2017), “Pendidikan kejuruan harus responsif terhadap perubahan dalam masyarakat. Dalam era perubahan yang cepat dari teknologi, pendidikan kejuruan harus memainkan banyak peran penting di dunia kerja”.

Menurut Munir (2009) pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mengharapkan peserta didik untuk menerapkan keterampilannya, mampu beradaptasi pada bidang pekerjaan tertentu dan dapat menjadi wirausahawan dengan menciptakan peluang kerja.

Pendidikan kejuruan berorientasi pada pembudayaan, permberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian serta berbagai kecakapan hidup life skill. Pendidikan kejuruan harus berorientasi pada keahlian siap kerja sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja.

Model pembelajaran berbasis Project Based Learning atau pembelajaran berbasis projek (PBL) merupakan proses pendidikan keahlian atau keterampilan yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja sesungguhnya (real job) untuk menghasilkan barang atau jasa yang memenuhi IDUKA sesuai dengan kebutuhan mereka.

Model PBL ini sesuai dan cocok dengan konsep pendidikan kejuruan.

Namun model pembelajaran ini belum banyak diimplementasikan. Berdasarkan analisis kebutuhan siswa, penulis menerapkan model PBL dengan memadukan prinsip pendekatan teaching factory (Tefa), model (TF-6M).

Ada enam langkah dari menerima pemesan, menganalisis pesanan, menyatakan kesiapan mengerjakan pesanan, mengerjakan pesanan, melakukan kontrol kualitas, dan menyerahkan pesanan.

Rasionalisasi model pembelajaran ini, dibanding model pembelajaran lain adalah model ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berintekrasi dengan guru dan praktisi IDUKA dengan pemanfaatan teknologi informasi.

Tetap memerlukan pengawasan dan bimbingan guru, siswa memiliki kompetensi, keahlian dan profesionalisme sebagai perancang, produsen dan evaluator, prinsip gotong royong, kerja sama dan kolaborasi.

Model ini juga menghasilkan dampak instruksional aspek kognitif, kemampuan technical skill, bekerja sama dan berkolaborasi (collaboration skill), literasi digital dan kemampuan kewirausahaan (entrepreneurship) serta membantu siswa berpikir kritis dan analitis, mandiri, komunikatif dan percaya diri.

Dalam penerapannya, model pembelajaran PBL dengan pendekatan Tefa di era pandemi Covid-19, memiliki beberapa implikasi. Pertama, kontribusi yang positif terhadap pengembangan teori belajar maupun model pembelajaran.

Kedua, meningkatnya kemampuan dalam proses belajar mengajar (PBM), meningkatnya prestasi belajar siswa, keterampilan dan keahlian dalam membuat dan mengerjakan projek, memiliki karakteristik dan jiwa wirausaha serta kemampuan siswa dilihat dari ranah koginitif, afektif dan psikomotorik.

Ketiga, guru mengubah paradigma mengajar dan memberikan keleluasan bagi siswa dalam proses pembelajaran. Keempat, pihak IDUKA dapat berperan aktif dengan pembelajaran online, yang dapat menghubungkan IDUKA dengan sekolah tanpa batas ruang, waktu dan tempat. Kelima, dapat meningkatkan kerja sama IDUKA dengan sekolah dalam penerapan khususnya di mata pelaran lainnya yang memiliki karakteristik yang sama.

Bagi guru disarankan untuk menerapkan model pembelajaran PBL dengan pendekatan Tefa karena sudah terbukti validitas, dan efektivitasnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Model ini juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpikir kritis, kratif, analitis, mandiri, inovatif, komunikatif, percaya diri dan lebih tertantang. (rs1/lis)

Guru Produktif Teknik Kendaraan Ringan Otomotif SMKN 4 Kendal


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya