RADARSEMARANG.COM,TEROBOSAN baru mulai dilakukan pemerintah daerah menjelang akhir semester dua, yakni rencana pembelajaran tatap muka (PTM). Walaupun diawali dari beberapa sekolah yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Kota Semarang.
Meski begitu, banyak tanggapan dari orang tua peserta didik baik dari kalangan atas, menengah, maupun kalangan bawah. Ada yang senang karena selama ini orang tuanya sibuk bekerja dan peserta didik di rumah bersama kakak dan adiknya. Para orang tua menyadari tidak dapat mengawasi secara maksimal putra-putrinya dalam kegiatan belajar mengajar secara daring selama di rumah.
Namun ada pula orang tua yang tidak mengizinkan anaknya mengikuti PTM karena khawatir atas keselamatan dan kesehatan anaknya.
Peserta didik di SMP Negeri 31 Semarang, sempat merasakan PTM walaupun hanya kelas 7 dan berlangsung beberapa minggu saja. Itupun dengan kapasitas kelas 50 persen peserta didik mengikuti pembelajaran di sekolah, dan 50 persen sisanya mengikuti pembelajaran melalui video dari rumah.
Flipped Learning atau dikenal dengan pembelajaran terbalik atau kelas terbalik. Dengan nama lain campuran pembelajaran.
Karena pelaksanaan pembelajaran ada di dalam kelas dan ada di luar kelas. Ini merupakan salah satu metode dalam pembelajaran kelas tatap muka maupun pembelajaran dalam jaringan. Sebagaian peserta didik di rumah hanya bisa melihat video sambil mendengarkan audio.
Kemudian, dilanjutkan dengan belajar sendiri lewat membaca buku paket yang telah mereka diterima maupun buku-buku referensi lainnya yang mereka miliki dan tugas dari guru mata pelajaran berupa lembar kerja yang diberikan lewat GCR atau Google Class Room. Pada giliran pertemuan berikutnya, siswa yang berada di rumah yang akan melaksanakan pembelajaran tatap muka dan dapat berinteraksi langsung dengan guru mata pelajaran (mapel) masing–masing.
Metode Flipped Learning dalam pelaksanaannya terdapat empat pilar yaitu, 1) suasana belajar yang luwes, dimana guru memiliki kebebasan dalam mengatur lingkungan kelas untuk pembelajaran, kebebasan dalam mengatur waktu sampai pada kebebasan dalam penilaian peserta didik.
2) Budaya belajar yang dimaksud adalah keaktifan peserta didik memiliki peranan yang sangat penting dalam melakukan eksplorasi isi pelajaran yang sedang dipelajari, sehingga peserta didik dapat merumuskan dan dapat melakukan evaluasi sendiri.
3) Isi pelajaran yang terarah, yaitu guru telah memiliki topik atau materi sebagai bahan pembelajaran sehingga nantinya peserta didik dapat dengan mudah melakukan eksplorasi pengetahuan sehingga peserta didik menguasai isi pelajaran materi yang sedang dipelajari secara mendalam dengan cara berpikir ilmiah.
4) Pendidik profesional, disini guru secara aktif mengamati kegiatan peserta didik selama pelaksanaan pembelajaran dan memberikan umpan balik, baik berupa penilaian, memberi maupun menerima saran kritik dan sebagai sumber inspirasi peserta didik dalam proses pembelajarannya.
Dengan Flipped Learning, menambah wawasan berinovasi dalam pembelajaran tatap muka mendatang yang dapat dicoba untuk mendapat suasana baru guru dalam menyampaikan materi. (ips2/ida)
Guru Matematika SMPN 31 Semarang