RADARSEMARANG.COM, DUNIA pendidikan di Indonesia sampai saat ini nampaknya masih mengutamakan kecerdasan kognitif. Hal ini dilihat dari sekolah-sekolah yang mempunyai peserta didik dengan lulusan nilai tinggi. Namun sebagian besar mereka justru tidak memiliki perilaku cerdas dalam bersikap yang baik. Bahkan, kurang mempunyai mental kepribadian yang baik pula.
Menurut Anulillah (2011:13), diketahui dari banyaknya lembaga pendidikan yang berlomba meningkatkan kecerdasan akademis, namun mengabaikan kecerdasan hati, jiwa, dan perilaku, akibatnya pendidikan mengalami ketidakseimbangan dalam mencapai tujuan pendidikan yang hakiki.
Tidak mengherankan jika sering dijumpai perilaku tidak terdidik yang dilakukan oleh kaum terdidik, seperti yang ditunjukkan oleh kaum elite pemerintah dengan perilaku korup, tidak mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas padahal mereka memiliki kecerdasan yang relatif baik.
Menurut Peraturan Menteri nomor 53 tahun 2015 tentang panduan penilaian untuk tingkat SMP dalam kurikulum 2013. Seorang guru dalam perencanaan pembelajaran haruslah memasukkan komponen penilaian yang meliputi tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Karakter, tanggung jawab wajib dan harus ditanamkan dalam pribadi peserta didik agar kelak peserta didik mempunyai attitude yang baik. Agar tercapai itu semua, maka peranan sekolah dalam mengembangkan dan menerapkan karakter tanggung jawab melalui pembelajaran PPKn sangat sejalan dengan tujuan pendidikan nasional. Yaitu bagaimana membentuk warga negara yang memahami dan melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, berkarakter, dan kreatif yang diamanatkan dalam Pancasila dan UUD 1945 (Permendiknas 22 tahun 2006).
Pendidikan karakter dalam pembelajaran PPKn dilaksanakan mulai dalam proses kegiatan awal pelajaran, ketika peserta didik berdoa sebelum memulai pelajaran. Nilai ini menunjukkan karakter religius selalu berdoa ketika akan dan menyudahi pelajaran dan dilanjutkan menyanyikan lagu kebangsaan. Hal ini agar tertanam dalam diri siswa untuk menumbuhkan rasa nasionalisme, dan cinta tanah air. Nilai tanggung jawab piket menyapu dan mengepel lantai yang dilakukan peserta didik, adalah sesuatu tindakan yang sangat mulia mempunyai jiwa kemandirian melakukannya dengan kesadaran sendiri. Dalam kegiatan pramuka pada saat peserta didik berkemah jauh dari keramaian dan dengan kondisi alam yang benar alamiah, yakni kamar mandi seadanya, tidur hanya beralaskan terpal, namun peserta didik tampak sangat bahagia. Mereka mengerjakan dengan penuh kemandirian, percaya diri, disiplin, kerja sama dan bertanggung jawab dalam regunya.
Menurunnya semangat belajar yang sekarang ini sudah berada pada titik nadir yang mengkhawatirkan. Generasi muda yang semakin memperlihatkan adanya degradasi moral yang menandakan generasi muda tidak lagi memiliki karakter yang baik. Untuk itu, pendidikan kewarganegaraan memiliki peran penting dalam pembentukan karakter bangsa. Konstruksi nilai-nilai karater melalui pendidikan kewarganegaraan secara yuridis formal menjadi salah satu mata pelajaran wajib di setiap jenjang dan jalur pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai di perguruan tinggi.
Pembentukan karakter bangsa melalui pendidikan kewarganegaraan menjadi suatu keharusan karena dapat membentuk generasi muda yang cerdas, juga mempunyai budi pekerti yang luhur sehingga keberadaannya dalam kehidupan bermasyarakat menjadi bermakna dan mempunyai karakter. Dengan adanya pendidikan karakter melatih jiwa anak bangsa yang sopan, santun, ramah, membuat bangsa kita maju. (dd2/ida)
Guru SMP Negeri 2 Salatiga