RADARSEMARANG.COM, Sebagian siswa di SMP Negeri 2 Kandangan, Kabupaten Temanggung menganggap pelajaran matematika sulit dan membosankan. Guru terlalu dominan dikarenakan sering menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran dan menyebabkan kemampuan siswa kurang berkembang.
Sifat pasif siswa terjadi pada saat mengerjakan latihan soal ataupun mengerjakan tugas. Sebagian siswa cenderung mengandalkan bantuan siswa lain tanpa berfikir dan berusaha menyelesaikan sendiri terlebih dahulu. Minimnya pengalaman siswa dalam belajar dan rendahnya minat belajar matematika mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika.
Guru dalam memahami aspek psikologi siswa baik internal maupun eksternal rendah, mengakibatkan hubungan guru dengan siswa sangat jauh dan berpotensi membuat siswa takut kepada guru, yang berakibat pencapaian hasil belajar tidak maksimal.
Hal ini disebabkan guru belum maksimal dalam memberi bantuan kepada siswa khususnya pada latihan soal, sehingga motivasi belajar siswa kurang. Kemampuan menyelesaikan masalah tidak serta merta melekat pada diri siswa, tetapi perlu dipelajari melalui kegiatan dan proses penyelesaian masalah secara berulang-ulang. Salah satu penyajiannya adalah pemecahan masalah yang dikemas dalam bentuk soal cerita.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan pemecahan masalah adalah dengan memanfaatkan media LKS berbasis worked example pairs pada materi SPLDV. Worked example dialihbahasakan menjadi belajar melalui contoh. Worked example telah terbukti efektif sebagai salah satu cara untuk mereduksi beban kognitif dalam pembelajaran bagi siswa dibandingkan dengan problem solving (Kester, Kirscher, & Van Merriënboer, 2005).
Komponen utama worked example, adalah pertama rumusan permasalahan, kedua langkah-langkah penyelesaian dari masalah yang disajikan, dan ketiga hasil akhir penyelesaian pemasalahan tersebut (Wittwer & Renkl, 2010).
Pemberian contoh dimaksudkan untuk memberikan penjelasan dan sebagai tambahan penjelasan langkah demi langkah dalam menyelesaikan permasalahan untuk memberikan penjelasan mengapa langkah tersebut diambil dalam penyelesaian masalah (Renkl & Atkinson, 2003; Retnowati, 2012b).
Menurut Wittwer and Renkl (2010) proses dalam pembelajaran melalui worked example adalah sebagai berikut : siswa menerima pembelajaran secara umum, dalam hal ini dikenalkan prinsip-prinsip dan konsep dari materi pembelajaran yang disajikan melalui contoh. Siswa mempelajari konsep dan prinsip-prinsip yang diberikan melalui worked example yang disajikan. Dan siswa diberikan pemasalahan untuk diselesaikan. Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan worked example pairs yakni guru memberikan apersepsi dan memotivasi siswa. Kemudian guru membagi kelompok masing-masing kelompok terdiri atas 3 atau 4 siswa. Selanjutnya tiap kelompok mengambil lembar kerja siswa. Guru membimbing siswa dalam diskusi dan observasi serta memberikan arahan kepada kelompok yang masih mengalami kesulitan. Masing-masing kelompok saling bekerja sama dalam berdiskusi, guru mengarahkan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok lain diberikan kesempatan menanggapi hasil presentasi. Di akhir kegiatan guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi.
Langkah-langkah tersebut sudah penulis terapkan dalam pembelajaran matematika di kelas VIII SMP Negeri 2 Kandangan, Kabupaten Temanggung. Strategi pembelajaran worked example pairs berpengaruh baik dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan pemecahan masalah pada materi SPLDV. Worked example pairs memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan kegiatan langsung. Sehingga siswa mendapatkan pengalaman melakukan sendiri. Hal ini sesuai perkembangan siswa tingkat SMP yang mempunyai karakter rasa ingin tahu. Untuk itu disarankan kepada para guru agar menggunakan strategi worked example pairs dalam pembelajaran matematika. (pm2/lis)
Guru Matematika SMPN 2 Kandangan, Kabupaten Temanggung
