RADARSEMARANG.COM, KURIKULUM 2013 adalah kurikulum yang berbasis kompetensi. Dimana di dalamnya dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik. Oleh karena itu untuk lebih memudahkan pencapaian kompetensi yang dirumuskan maka dipilih pembelajaran tematik sebagai basis dalam pembelajaran.
Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang didasarkan pada pemilihan tema yang sesuai dengan dunia anak, sehingga menarik minat belajarnya. Adanya kesesuaian antara materi pembelajaran dengan dunia nyata dan minat belajar anak dapat mendorong anak untuk terlibat aktif dan mendapatkan kebermaknaan dalam proses belajar. Pendekatan ini dimaksudkan sebagai suatu pembelajaran oleh seorang guru yang mengajar semua mata pelajaran di dalam kurikulum. Keefektifan pembelajaran tematik tidak lepas dari penggunaan suatu tema sebagai “pemersatu konsep” dan sebagai pelekat pengetahuan pada ingatan peserta didik. Di dalam praktiknya, pembelajaran tematik memiliki peluang untuk menginternalisasikan nilai-nilai dalam menyeimbangkan antara pencapaian hasil yang bersifat kognitif dan tingkah laku nyata, sehingga siswa memiliki karakter sebagaimana dimaksud dari tujuan pendidikan.
Pada anak usia Sekolah Dasar masih berpikir pada tahap operasi konkrit artinya siswa sekolah dasar belum berpikir formal. Cara berpikir anak yang masih konkrit menyebabkan mereka belum mampu menangkap hal yang abstrak. Karena itu, dibutuhkan suatu stimulasi yang sesuai dengan tahap berpikir anak agar perkembangan tercapai secara optimal.
Untuk meningkatkan keefektifan dan stimulasi dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik. Sehingga siswa bisa jelas melihat secara langsung konsep yang ingin dipelajarinya melalui media pembelajaran tersebut. Agar efektivitas pembelajaran dapat tercapai, maka diperlukan media yang mempunyai kemampuan mendorong siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran secara aktif. Oleh sebab itu dibutuhkan peran guru untuk menstimulasi anak agar dapat memahami materi pelajaran dan meningkatkan hasil belajar dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan media pembelajaran yang lebih inovatif agar anak dapat tertarik dengan pelajaran dan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
Salah satu media pembelajaran alternatif yang dapat digunakan adalah ular tangga. Seperti yang diterapkan di SDN Kebonagung, Kendal. Ular tangga adalah salah satu alat peraga atau alat pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi berupa papan kertas bergambar kotak-kotak yang terdapat gambar ular dan tangganya. Pentingnya peranan guru dalam menyampaikan materi sangat diperlukan, agar tujuan pembelajaran tercapai dan hasil belajar siswa akan meningkat. Penggunaan media ular tangga dalam proses pembelajaran sangat penting peranannya bagi anak, karena mampu menarik minat anak dalam mengikuti proses pembelajaran dan akan mengakibatkan hasil belajar meningkat. Kelebihan media pembelajaran ular tangga adalah mempermudah pemahaman anak tentang materi yang diajarkan oleh guru, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dan hasil belajar akan meningkat. (ips2/zal)
Guru SDN Kebonagung, Kabupaten Kendal