28 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Keluarga Berperan Penting dalam Motivasi Belajar Siswa di Sekolah

Oleh : Sri Astuti,S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Dalam kegiatan belajar, motivasi belajar sangat diperlukan untuk membangkitkan gairah belajar siswa sehingga kegiatan belajar dapat berjalan dengan baik. Adapun pengertian motivasi belajar menurut Sardiman (2018 : 75) adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin keberlangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

Salah satu yang dapat memotivasi belajar siswa supaya tujuan pembelajaran tercapai yaitu keluarga. Menurut Salvicion G. Balion dan Aracelis Magloya dalam Effendy (1998 : 32), keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. Adapun beberapa fungsi keluarga yang berhubungan dengan anak/siswa untuk motivasi belajar, dijelaskan dalam materi IPS kelas 7 mengenai interaksi sosial dan lembaga sosial, keluarga sebagai lembaga sosial terkecil mempunyai fungsi untuk proteksi (perlindungan), sosialisasi (membentuk kepribadian anak), afeksi (memberikan kehangatan/kasih sayang) dan pengawasan sosial (saling control atau saling mengawasi).

Banyak kegiatan pembelajaran yang harus diikuti para siswa seperti mengikuti jam pelajaran bersama dengan guru, menyelesaikan tugas-tugas dan evaluasi. Sekolah senantiasa berusaha memberikan yang terbaik agar para siswa mempunyai motivasi belajar. Guru yang berusaha kreatif supaya siswa dapat belajar dengan menyenangkan, ada peminjaman buku paket untuk para siswa dan fasilitas/pelayanan lainnya yang diberikan untuk para siswa.

Tetapi pada kenyataannya di SMPN 13 Semarang masih ada siswa-siswa yang tidak termotivasi dalam belajarnya. Sering tidak hadir, tugas tidak diselesaikan dengan baikserta evaluasi belajar yang nilainya kurang memuaskan. Setelah ditelusuri untuk para siswa yang kurang/ tidak termotivasi belajarnya rata-rata berada dalam lingkungan keluarga yang bermasalah. Keluarga bermasalah yang dimaksud di sini adalah fungsi-fungsi dalam keluarga yang berhubugan dengan anak tidak berperan dengan baik misalnya disebabkan karena kondisi ekonomi, hubungan yang tidak harmonis orang tua, lingkungan keluarga yang kurang mendukung untuk pendidikan anak, kurangnya perhatian dan lain lain. Begitu pula sebaliknya para siswa yang mempunyai motivasi belajar rata-rata berada dalam lingkungan keluarga yang baik-baik saja atau tidak bermasalah. Sehingga fungsi-fungsi proteksi (perlindungan anak), sosialisasi (pembentukan kepribadian anak), afeksi (kehangatan/ kasih sayang) dan pengawasan sosial (saling control atau saling mengawasi) ada atau berperan dalam keluarga tersebut yang dapat menumbuhkan/ menghasilkan motivasi belajar siswa. Keluarga yang berperan dengan baik sesuai fungsinya dapat membentuk perkembangan mental I dan emosional yang baik bagi anak.

Dengan melihat kenyataan seperti itu, sekolah hendaknya mempunyai komunikasi dan kerja sama yang baik dengan keluarga/orang tua siswa. Apalagi di masa pandemi ini anak-anak mengikuti pembelajaran dari rumah (pembelajaran jarak jauh), sehingga perlu bersama-sama sekolah dengan orangtua siswa dapat mencari solusi dan sebisa mungkin menyelesaikan, khususnya yang bermasalah supaya tercipta motivasi belajar siswa untuk keberhasilan pendidikan siswa menyongsong masa depan siswa yang cerah, yang dapat menghasilkan generasi muda yang berkualitas bagi Indonesia tercinta ini. Generasi muda yang berkualitas diharapkan menjadikan Indonesia jauh lebih baik dibandingkan sekarang, di berbagai bidang yang ada mengalami kemajuan. (ips1/ton)

Guru IPS SMP Negeri 13 Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya