RADARSEMARANG.COM, Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat tidak bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap seluruh aspek kehidupan, sehingga perlu ada penyesuaian terhadap usaha dalam peningkatan mutu pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran (Onong Uchjana Effendy, 2016). Termasuk di dalamnya adalah penggunaan internet yang menjadi salah satu kebutuhan masyarakat yang digunakan untuk memberi kabar, eksistensi diri, sumber pengetahuan/pendidikan, sumber pengalaman, dan hiburan.
Tantangan dunia pendidikan akan terus ada seiring dengan perkembangan zaman. Sistem pendidikan harus selalui diperbarui agar peserta didik mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zamannya. Tuntutan pendidikan zaman ini adalah bagaimana mencetak lulusan yang berkualitas dengan metode baru di dunia maya.
Kita ketahui sekarang ini, Indonesia tengah terkena pandemi Covid-19. Hal tersebut membawa dampak yang besar terhadap seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satunya yaitu di bidang pendidikan. Kebijakan pemerintah untuk mencegah penyebaran covid salah satunya adalah dengan pembatasan sosial, sehingga kegiatan pembelajaran secara tatap muka tidak bisa dilaksanakan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan untuk mengadakan pembelajaran jarak jauh, secara virtual. Adanya pembelajaran jarak jauh menuntut para guru untuk bisa menetapkan strategi belajar yang efektif agar tujuan pembelajaran tetap dapat tercapai walaupun tanpa tatap muka langsung. Perkembangan teknologi yang sangat pesat sangat membantu dalam menetapkan strategi tersebut, baik yang bersifat Sinkron (komunikasi real time dengan daring) maupun Asinkron (daring melalui media perantara).
Tidak semua aplikasi pembelajaran dapat diterapkan pada suatu sekolah. Kondisi yang ada di sekolah, baik sarana prasarana, jaringan tempat tinggal peserta didik, maupun keadaan ekonomi orang tua peserta didik, bisa jadi kurang mendukung dilakukan pembelajaran secara sinkron. Sehingga kebijakan menggunakan platform pembelajaran asinkron dengan video Youtube yang dibagikan melalui grup Whatsapp menjadi salah satu alternatif pembelajaran daring di era pandemi ini. Youtube merupakan sebuah situs website berbagi video (Sharing Video) atau penyedia layanan berbagai video populer yang didirikan oleh tiga karyawan paypal yaitu Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim pada bulan Februari 2005 (Rudi Haryanto, 2015).
Adapun langkah-langkah yang dilakukan guru ketika menggunakan platform pembelajaran asinkron dengan video Youtube yang dibagikan melalui grup Whatsapp tema Cita-citaku Menjadi Anak Salih, sebagai berikut: 1) Guru melakukan searching (mencari) video pembelajaran sesuai tema di Youtube. 2) Selanjutnya link video pembelajaran yang sesuai dengan tema pembelajaran dibagikan (share) ke grup Whatsapp orang tua peserta didik. 3) Guru memberikan instruksi proses pembelajaran. 4) Peserta didik mengikuti proses pembelajaran yakni menonton video pembelajaran melalui link Youtube tersebut. 5) Guru melakukan refleksi dan tanya jawab dengan peserta didik untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi tersebut. 6) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus mengajak peserta didik untuk membuat kesimpulan yang dikirim melalui pesan whatsapp. 7) Evaluasi dan penutup.
Penggunaan media pembelajaran berupa aplikasi Youtube di era pandemi ini terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik SDN Joho 01 Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti tema Cita-citaku menjadi Anak Salih. Menonton video pembelajaran menggunakan aplikasi Youtube menjadi kegiatan menyenangkan karena merupakan media baru yang interaktif dan sarat dengan informasi teknologi sehingga menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih mendalam. (ips1/ton)
Guru PAI SDN Joho 01 Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo
