RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN berbicara dalam mata pelajaran bahasa Indonesia memegang peranan yang cukup penting dalam menunjang perkembangan intelektual, emosional, dan sosial siswa serta merupakan faktor penunjang keberhasilan siswa dalam mempelajari semua mata pelajaran. Keterampilan berbicara mendasari siswa untuk aktif dalam mengikuti proses belajar-mengajar di kelas. Menurut Tarigan (1986:15) berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sebagai perluasan dari batasan ini dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan.
Setiap orang mampu berbicara secara alamiah, namun tidak semua orang mampu berbicara secara terampil dan teratur sehingga menimbulkan kegugupan dan gagasan yang dikemukakan menjadi tidak teratur. Hal ini juga menimbulkan penggunaaan bahasa yang tidak teratur. Pembelajaran keterampilan berbicara sangat perlu dan penting diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, karena adanya pembelajaran tersebut siswa mampu untuk berkomunikasi dengan baik. Dengan demikian, mereka mampu menguasai perkembangan kosakata dan berani untuk menyampaikan ide atau gagasan secara lisan, baik dalam situasi formal maupun nonformal yang dibimbing oleh guru terkait materi yang diberikan. Pembelajaran bahasa memegang andil besar dalam membina kemampuan berbicara. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan berbicara siswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran bahasa yang efektif dan efisien.
Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai sangat diperlukan dalam setiap pengajaran materi apapun. Hal ini disebabkan oleh kondisi kelas berbeda-beda, sehingga pemilihan metode pembelajaran dan proses penerapannya dapat disesuaikan dalam upaya peningkatkan mutu pembelajaran. Dengan demikian pemilihan metode serta penerapannya yang tepat mampu meningkatkan motivasi siswa untuk aktif mengikuti proses pembelajaran. Mutu pengajaran tergantung pada pemilihan metode yang tepat bagi tujuan yang ingin dicapai, terutama dalam upaya mengembangkan kemampuan siswa. Misalnya penggunaan metode pembelajaran yang monoton menyebabkan pembelajaran menjadi membosankan. Dengan demikian dalam proses pembelajaran di kelas guru tidak cukup menggunakan satu metode dalam penyampaian materi, melainkan mengkombinasikan dengan metode yang lebih kreatif dan inovatif, agar lebih mudah dipahami.
Keterampilan berbicara siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sragi masih tergolong rendah karena adanya hambatan-hambatan yang dihadapi siswa. Adapun hambatan-hambatan tersebut, yaitu siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, siswa kurang percaya diri untuk menuangkan ide secara lisan dan siswa kurang memiliki pengetahuan yang maksimal, sehingga penguasaan kosakata sangat minim. Melihat kenyataan tersebut, maka perlu diupayakan pemecahan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa melalui penerapan metode talking stick. Metode talking stick ini adalah sebuah metode yang dilaksanakan dengan cara memberi kebebasan kepada siswa untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa sejauh mungkin menghindari unsur-unsur perintah dan keharusan.
Model pembelajaran talking stick adalah pembelajaran yang menggunakan media stick (tongkat). Pada implementasinya tongkat akan berputar dengan iringan lagu yang dinyanyikan oleh siswa secara bersama-sama hingga berhenti, kemudian siswa yang mendapatkan tongkat saat lagu berhenti harus menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.Penerapan metode ini efektif untuk mengembangkan keterampilan berbicara siswa dalam mengungkapan pendapat masing-masing. Dengan penerapan metode talking stick dapat memotivasi siswa untuk melatih diri dalam berkomunikasi secara lisan. (ips1/zal)
Guru SMPN 2 Sragi, Kab Pekalongan