30 C
Semarang
Thursday, 8 May 2025

Pembelajaran IPS Asyik dengan Model Rolette

Oleh: Dra. Christiana Budhyastuti

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran IPS di SMP selama ini berkesan kurang menarik, tidak menantang, dan hasil belajar peserta didik rendah. Dalam situasi yang berlangsung secara monoton, peserta didik merasa bosan dan tersiksa. Komunikasi pembelajaran hanya satu arah. Apalagi guru sebagai motivator dalam pembelajaran hanya menggunakan model ceramah, maka suasana pembelajaran akan semakin tidak menarik.

Untuk itu, perlu dilakukan berbagai upaya inovatif dan kreatif dari semua komponen pembelajaran, yang meliputi peserta didik, lingkungan sekolah, sarana belajar, kurikulum dan faktor guru dengan berbagai model pembelajarannya. Hal ini dilakukan dengan harapan agar pelaksanaan program manajemen berbasis sekolah (MBS) bisa mengarah pada Pengajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).

Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di SMP Negeri 1 Cepiring, Kabupaten Kendal, apabila kegiatan belajarnya mampu membentuk pola tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan. Juga dapat dievaluasi melalui pengukuran dengan menggunakan tes dan nontes. Proses pembelajaran akan efektif apabila dilakukan melalui persiapan yang cukup dan terencana dengan baik.

Pendekatan pembelajaran percaya bahwa belajar yang baik adalah penuh disiplin dan patuh, guru sebagai satu satunya sumber ilmu. Sementara itu nampak bahwa hasil proses pembelajaran semacam itu menciptakan peserta didik dan guru yang monoton dan statis.

Pembelajaran mapel IPS dengan menggunakan berbagai pendekatan, teknik, dan model pembelajaran variatif dan inovatif dapat diterapkan dalam setiap materi pembelajaran, sehingga menarik bagi peserta didik. Salah satunya pembelajaran kooperatif model Rolette.

Model Rolette adalah suatu model pembelajaran yang mengembangkan pendekatan kerja sama antarkelompok. Dalam pembelajaran ini, peserta didik memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin pada skor tim mereka. Dalam permainan ini mengandung persaingan menurut aturan yang telah ditetapkan.

Kelebihan Rolette adalah bermanfaat dalam mengajarkan aspek- aspek kognitif dengan adanya persaingan untuk mendapatkan kemenangan, maka menimbulkan motivasi kuat, menyenangkan, dan berpengaruh pada kecepatan penyerapan materi.

Komponen pembelajaran Rolette: pertama, presentasi kelas/ pengamatan langsung. Komponen ini digunakan guru untuk memperkenalkan materi pelajaran, peserta didik harus memperhatikan secara cermat dan mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan materi pelajaran, karena sangat menunjang keberhasilan belajar dan akan menentukan nilai tim mereka.

Kedua, belajar tim. Tim terdiri atas 4 sampai 5 peserta didik yang memiliki kemampuan yang berbeda. Setelah guru menyajikan materi pelajaran, tim melakukan belajar bersama dilanjutkan diskusi antar-anggota untuk mengevaluasi hasil belajar timnya untuk mempersiapkan pertandingan. Tim harus memberikan perhatian dan penghargaan yang sama terhadap setiap anggota, sehingga timbul rasa saling menghargai bagi setiap anggota.

Ketiga, turnamen/pertandingan. Pertandingan dilaksanakan setelah guru memberikan materi untuk menguji pengetahuan yang dicapai peserta didik, dan disusun dalam pertanyaan yang relevan dengan materi dalam presentasi kelas. Permainan dilakukan oleh 4 atau 5 peserta didik yang berkemampuan sama dan masing-masing mewakili dari tim yang berbeda.

Keempat, penghargaan tim. Tim yang berhasil mendapatkan nilai/skor tertinggi diberi penghargaan/hadiah/reward berupa buku atau alat tulis. Manfaat yang diambil dari pembelajaran kooperatif model Rollette adalah sangat efektif sekali, karena siswa merasa senang dan asyik dalam permainan. Hal ini mampu meningkatkan hasil belajar IPS, khususnya materi pelaku ekonomi kelas VIII H di SMP Negeri 1 Cepiring. (ips1/lis)

Guru IPS SMPN 1 Cepiring, Kabupaten Kendal


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya