RADARSEMARANG.COM, Masa pandemi Covid-19 mengubah tatanan pendidikan di Indonesia dan dunia. Pembelajaran yang biasanya dilaksanakan dengan tatap muka (luar jaringan), dengan adanya Covid-19 pembelajaran tidak mungkin dilaksanakan dengan tatap muka. Namun melalui pembelajaran online (dalam jaringan). Suatu keadaan baru yang sangat berbeda dengan keadaan biasanya. Guru dan siswa sama-sama mengalami “keterkejutan” pembelajaran. Pembelajaran daring butuh persiapan lebih panjang, dengan segala keterbatasan kemampuan teknologi yang dimiliki oleh guru dan siswa.
Pembelajaran sejarah yang sering dianggap kurang penting, membosankan memang dalam masa pandemi Covid-19 sangat membutuhkan kreativitas dalam menyuguhkan materi dan metode pembelajaran.
Banyak metode yang dapat diterapkan untuk pembelajaran sejarah seperti roleplay, NHT, dan lainnya. Selain itu, saat ini sudah banyak video pembelajaran sejarah yang dapat dilihat di Youtube sebagai referensi pembelajaran. Materi dalam sebuah pembelajaran memang penting, namun penanaman karakter dalam diri peserta didik tidak kalah penting. Apalagi pada masa pandemi, pertemuan dengan peserta didik tidak mungkin, sehingga dalam memberikan pendidikan karakter kepada para peserta didik dilakukan secara langsung, namun masa pandemi ini dilakukan tetap melalui daring.
Pendidikan karakter menurut Suyanto (2009) adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara. Ada lima nilai karakter utama yang dikembangkan dalam pembelajaran, yaitu: religius, nasionalisme, integritas, kemandirian dan kegotongroyongan. Kelima nilai tersebut tidak dapat berdiri sendiri, satu sama lain saling berinteraksi dan menguatkan sehingga membentuk pribadi yang utuh yang diharapkan oleh bangsa Indonesia.
Pendidikan karakter yang penulis lakukan di MAN 2 Bantul salahsatunya melalui Story WhatsApp. Bulan April merupakan bulan bersejarah bagi bangsa Indonesia. Untuk memperingati lahirnya tokoh wanita Indonesia yaitu R.A. Kartini, dalam pembelajaran sejarah penulis berikan tugas membuat flyer dengan latar foto R.A. Kartini, diberi sifat-sifat beliau yang dapat diteladani oleh seluruh bangsa Indonesia. Flyer diunggah di story WhatsApp masing-masing siswa dengan diskripsi “Yuuk…kita teladani sifat beliau…”
Siswa harus menyimpan nomor handphone guru supaya dapat terlihat yang sudah melaksanakan tugas dan yang belum. Harapan yang ingin dicapai dari story WhatsApp ini adalah siswa mampu menerapkan nilai-nilai karakter dalam diri masing-masing, dimulai dari mengenal siapa tokoh tersebut, bagaimana sifatnya, kenapa dijadikan pahlawan nasional dan sebagainya.
Penguatan-penguatan yang kemungkinan didapat dari teman-teman dan saudara yang melihat story WhatsApp melalui komentar mereka, dapat memberikan semangat kepada peserta didik untuk lebih mantap mencontoh karakter dari sang tokoh.
Penanaman karakter pada peserta didik sangat penting, apalagi masa pandemi ini, dimana guru dan siswa tidak bisa intensif tatap muka, hanya melalui dunia maya. Arus media sosial sangat besar pengaruhnya terhadap karakter siswa, sehingga sebagai pendidik harus sering menyapa, mengingatkan peserta didik untuk tetap menjaga sifat dan sikap yang baik untuk dikembangkan demi perkembangan masa depan mereka. (ipa2/lis)
Guru Sejarah MAN 2 Bantul, Yogyakarta