RADARSEMARANG.COM, Tantangan yang muncul dalam pembelajaran matematika adalah bagaimana guru mampu mengonstruksi dan menanamkan konsep awal pada siswa. Terutama pada siswa kelas I, dimana kemampuan kognitifnya masih dalam tahap operasional konkret. Pada tahapan ini, siswa mulai untuk menggunakan pemikiran atau pemikiran logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik. Anak mulai menunjukkan kemampuan konservasi (jumlah, luas, volume, orientasi). Meskipun siswa bisa memecahkan masalah dengan cara logis, mereka belum bisa berpikir secara abstrak atau hipotesis.
Lestari (2011: 4) menjelaskan bahwa mengenalkan bangun datar pada siswa kelas rendah adalah kemampuan anak mengenal, menunjuk, menyebutkan serta mengumpulkan benda-benda disekitar berdasarkan bentuk bangun datar. Mengenalkan bangun datar pada siswa kelas rendah dimulai dari membangun konsep bentuk yaitu dengan mengidentifikasi ciri-ciri bentuk bangun datar, sebelum mengidentifikasi bentuk-bentuk bangun datar.
Namun kenyataan yang bertentangan terjadi pada SD Negeri 02 Losari bahwa kemampuan mengenal bangun datar pada siswa kelas I belum berkembang baik. Kesulitan tersebut antara lain siswa belum dapat membuat bangunan dari bangun datar sederhana berupa lingkaran, segitiga, persegi panjang, persegi empat. Selain itu siswa juga belum dapat menyebutkan nama bangun datar tersebut. Identifikasi permasalahan antara lain perencanaan yang dilakukan guru kurang optimal, sehingga rencana yang telah dibuat tidak dapat dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pelaksanaan yang dilakukan guru dalam penggunaan media geometri tidak kreatif, sehingga anak tidak tertarik dalam melakukan kegiatan. Guru hanya menggambar bangun datar di papan tulis dan tidak menggunakan media konkret dan kurang bervariasi, sehingga anak masih sulit dalam mengingat nama dari bentuk bangun datar yang disajikan.
Untuk menstimulasi kemampuan siswa, guru dapat menggunakan media pembelajaran, yakni bentuk-bentuk geometri yang biasanya ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Media geometri yang dimaksud adalah media yang mengenalkan ilmu tentang sifat-sifat, pengukuran-pengukuran, dan hubungan-hubungan titik, garis, bidang dan bangun ruang. Media geometri yang digunakan yaitu APE (Alat Peraga Edukatif) untuk mengenalkan bangun datar antara lain; lingkaran, segitiga, persegi panjang, persegi empat.
Geometri adalah salah satu alat permainan edukatif yang juga bisa merangsang perkembangan kreativitas anak, merangsang kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah, menggunakan imajinasi, mengembangkan kemampuan logika matematika. Melalui media ini, guru dapat mengenalkan perbedaan bentuk seperti segitiga, segiempat, pesegi, lingkaran. Selain itu, guru juga dapat memodifikasi menjadi berbagai bentuk bangunan sesuai dengan tema yang dibahas. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan hendaknya dirancang dengan memperhatikan kebutuhan anak, sehingga anak dapat termotivasi dalam pembelajaran seperti pemilihan tema yang sesuai dengan alokasi waktu, pemilihan bahan main sesuai dengan kebutuhan anak, kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran. Selain itu dalam melaksanakan pembelajaran guru menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran, menyampaikan tema dan kegiatan yang akan dilaksanakan, melaksanakan pembelajaran sesuai tingkat perkembangan dan kebutuhan anak, menggunakan media secara efektif dan efisien, memfasilitasi terjadinya interaksi guru, anak dan sumber belajar.
Secara umum manfaat media pembelajaran geomatri bangun datar adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media geometri adalah meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik dan interaktif, efisien dalam waktu dan tenaga meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar. (ag2/ton)
Guru SDN 02 Losari Kec. Ampelgading Kab. Pemalang