27 C
Semarang
Monday, 14 April 2025

Melatih Kepedulian Sosial di Tengah Pandemi dengan Aqiqah dan Kurban

Oleh: Mutammimah, S.Ag

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, HADIRNYA pandemi Covid-19 telah membawa perubahan terhadap dunia dengan berbagai tantangan yang tidak pernah terbayangkan sebelumya. Sudah hampir kurang lebih 2 tahun pandemi Covid 19 telah melanda dunia, tak terkecuali di negara kita ini. Pandemi Covid 19 membawa dampak yang signifikan terutama bagi perekonomian masyarakat.

Salah satu tujuan yang disebutkan dalam pilar Unesco adalah learning to do (Ukim Komaruddin, 2015), yakni memberikan pembelajaran kepada siswa untuk melakukan sesuatu jika dihadapkan pada permasalahan. Oleh karena itu, diharapkan kelak mereka dapat melakukan sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarkat apabila terjadi permasalahan di dalamnya.

Dalam pembelajran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, pada Kompetensi Dasar (KD) 3.8 “ Memahami ketentuan aqiqah dan qurban “, dan KD 4.8 “ Menjalankan pelaksanaan ibadah aqiqah dan qurban di lingkungan sekitar rumah “, guru PABP SMP Negeri 2 Comal dituntut untuk mendesain pembelajaran yang bisa membangkitkan motivasi kepedulian terhadap sesama dengan mempelajari aqiqah dan qurban sehingga tujuan pembelajaran pada Kompetensi Dasar ini bisa tercapai.

Pembelajaran Pembelajaran materi aqiqah dan qurban lewat situasi pandemi Covid 19 merupakan pembelajaran PABP dengan metode Problem Based Learning (PBL). Pembelajara Berbasis Masalah (PBL) adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sehari- hari (otentik) yang bersifat terbuka untuk diselesaikan oleh peserta didik dalam rangka mengembangkan ketrampilan berpikir, ketrrampilan menyelesaikan masalah keterampilan sosial, keterampilan untu belajar mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru (Yusep Kurniawan, 2019, hlm. 8). Ada lima tahapan Problem Based Learning (PBL) sebgai berikut: Mengklasifikasi kasus yang telah diberikan. Mendefinisikan masalah. Melakukan tukar pikir berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Menetapkan hal- hal yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Menetapkan hal-hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah ( Dr. Titih Huriah, M.Kep.Sp.Kep.Kom, 2018, hlm.14 )

Perlu diperhatikan oleh guru akan kelebihan dari PBL, yakni siswa lebih aktif, potensi siswa lebih berkembang, dapat pengaplikasikan materi pada dunia nyata, mendapat manfaat apa yang dipelajari. PBL masalah sebagai sumber belajar, sehingga siswa dituntut secara cerdas dan luas agar mendapatkan solusi. Bagi siswa pembelajaan aqiqah dan qurban melalui pandemi Covid 19 akan menjadi lebih berkesan dan bermakna, sebagai bekal ketrampilan dan pengetahuan untuk menghadapi masalah nyata. Bagi guru PABP di SMPN 2 Comal pembelajaran berpusat pada siswa dengan metode PBL terus ditingkatkan karena tantangan kehidupan semakin kompleks. (ag2/zal)

Guru SMPN 2 Comal, Pemalang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya