RADARSEMARANG.COM, UNTUK mencegah meluasnya wabah Covid-19 pemerintah mengeluarkan kebijakan agar sekolah–sekolah meminta siswanya melaksanakan pembelajaran di rumah masing-masing untuk mencegah kerumunan dengan cara daring.
Kebijakan pemerintah yang secara tiba-tiba itu mengalami banyak kendala karena pembelajaran secara daring itu membutuhkan media seperti handphone, laptop, atau komputer. Padahal untuk media tersebut tidak semua orang dapat segera mencukupinya karena ekonomi. Orang tua berusaha bagaimana caranya agar anaknya bisa mendapat pendidikan dengan cara tersebut. Dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan, mereka tetap berusaha menyediakan media tersebut demi anaknya bisa mengikuti pelajaran lewat daring.
Perpindahan sistem belajar konvensional ke sistem daring amat mendadak tanpa persiapan yang matang. Tetapi semuanya ini harus tetap dilaksanakan. Sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara siswa dan guru. Guru harus memastikan pembelajaran harus tetap berjalan meskipun siswanya di rumah.
Dengan metode pembelajaran daring tentu mengalami permasalahan tersendiri bagi kami yang mengajar di daerah pegunungan dengan akses internet yang belum lancar seperti di SDN 03 Legokkalong, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan. Untuk bisa menerima pembelajaran lewat daring, siswa harus keluar dengan cara berputar kemana saja yang ada signal. Kami betul-betul mengalami mengalami kesulitan dalam pembelajaran melalui daring. Tugas yang diberikan pagi hari tersampaikannya sampai siang hari. Bahkan kadang handphone sudah dibawa orang tua kerja yang jauh dari rumah. Tugas baru masuk dan pulangnya malam yang kadang atau sering kali anaknya sudah tidur. Tentu, anak tidak dapat mengerjakannya. Pagi anaknya belum bangun, orang tua sudah pergi lagi. Orang tualah yang mengalah mengerjakan semua tugasnya. Kebanyakan kalau diberi tugas, anak justru menyuruh orang tua yang mengerjakan tugas tersebut dan anak pergi bermain. Karena bosan dengan tugas yang diberikan guru, akhirnya handphone bukannya untuk menerima tugas, tapi untuk main game. Kami sebagai guru tidak bisa memantau keadaan anak karena tidak bertatap muka secara langsung.
Dalam menyampaikan materi matematika terutama tentang KD 4.9 menyelesaikan masalah berkaitan dengan keliling, dan luas persegi, persegi panjang, dan segitiga termasuk melibatkan pangkat dua dengan dengan akar pangkat dua kami sangat kesulitan. Dijelaskan lewat tatap muka saja banyak siswa yang kurang paham apalagi lewat daring.
Menghadapi kenyataan ini, guru dituntut untuk berinovasi, merancang, dan meramu materi, metode pembelajaran dan aplikasi apa yang sesuai dengan materi. Walaupun banyak kendala, materi harus tetap dapat tersampaikan secara penuh oleh siswa. Salah satu upaya yang kami lakukan adalah dengan cara komunikasi dengan beberapa siswa lewat whatsapp. Kemudian, mengirimi video cara mencari luas segitiga. Bahkan, guru menyuruh memutar videonya berulang–ulang, hasilnya ternyata anak bisa mencari luas bangun segitiga dengan soal yang lain sudah banyak yang bisa mengerjakan. Alhamdulillah dengan upaya seperti yang sudah kami lakukan, walaupun lewat daring di masa pandemi dalam pembelajaran matematika, bisa diselesaikan dengan hasil yang sangat memuaskan. Guru sangat bangga dengan melihat hasil belajar siswa yang begitu meningkat. Kendala apapun tidak menjadi hambatan untuk suksesnya dalam penyampaian materi palajaran bila guru mau berusaha dan berupaya demi suksesnya anak didik supaya menjadi anak yang pandai. (ag2/ida)
Guru SDN 03 Legokkalong, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan