RADARSEMARANG.COM, MATEMATIKA bukanlah hal abstrak yang hanya berisi kegiatan menghapal atau menghitung menggunakan rumus. Matematika sejatinya bertujuan agar siswa mampu berpikir logis dan menggunakan keterampilan matematis untuk menyelesaikan masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari, seperti masalah perdagangan. Sampai sekarangpun matematika masih digunakan, baik untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan atau membantu dalam mengembangkan disiplin ilmu lain.
Menurut Fruedenthal (Yuwono, 2001, hlm. 17) bahwa belajar matematika adalah suatu aktivitas, sehingga kelas matematika bukan tempat memindahkan matematika dari guru kepada siswa, melainkan tempat siswa menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata.
Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang cocok untuk menekankan pada keterkaitan antar konsep-konsep matematika dengan pengalaman sehari-hari adalah pendekatan realistik. Pengenalan konsep-konsep matematika dilakukan dengan menghadapkan siswa kepada masalah dari kehidupan mereka, pengalaman mereka, atau apa yang pernah mereka lihat atau dengar, tetapi yang mereka anggap sebagai kenyataan sehingga siswa segera melibatkan dirinya dalam kegiatan belajar secara bermakna.
Pada masa pendemi seperti sekarang ini ada banyak cara yang dapat dilakukan oleg guru untuk tetap menghadirkan pembelajaran yang bermakna dalam menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pembelajaran bermakna dapat terjadi ketika pembelajaran itu mampu menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa dengan materi yang dipelajari dalam kehidupan nyata sehari-hari. PJJ yang lebih banyak dilakukan di rumah menjadi tantangan tersendiri bagi guru, siswa dan orang tua. Tidak terkecuali dalam membelajarkan matematika kepada anak-anak di rumah.
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa terlepas dengan kegiatan ekonomi. Misalnya saat kita belanja ditoko atau warung. Kita melakukan kegiatan ekonomi saat berbelanja, terdapat penjual dan pembeli, dimana pembeli harus membayar dengan harga yang sesuai kepada penjual. Kegiatan tersebut adalah salah satu contoh aritmatika soaial dalam kegiatan ekonomi yang dipelajari oleh siswa kela VII SMP Negeri 35 Semarang.
Pada pembelajaran aritmatika sosial yang membahas tentang harga penjualan, harga pembelian, untung rugi, presentase keuntungan dan kerugian. Siswa diajak bekerjasama dengan orangtuanya untuk membeli suatu barang sebagai modal. Kemudian siswa tersebut ditugasi untuk menjual dagangan yang ia beli selama satu hari. Pada hari berikutnya siswa disuruh membuat laporan berapa modal yang dia keluarkan, berapa hasil penjualan yang didapatkan. Dari kegiatan tersebut siswa akan memahami untung atau rugi dari hasil penjualannya, dan bisa menghitung berapa persen keuntungan atau kerugian. Dari hasil itu anak disuruh menuliskan bagaimana pendapat pribadi siswa tentang kegiatan ini.
Tujuan dari kegiatan pembelajaran aritmatika sosial dengan pendekatan matematika realistik antara lain: pertama membantu memudahkan siswa untuk memahami materi matematika arotmatika sosial karena siswa tidak hanya mendengar penjelasan guru saja tetapi siswa ikut terlibat aktif dalam praktek menerapkan teori matematika sosial. Kedua mmembantu menguatkan daya ingat siswa karena dengan mendengarkan hanya satu indra yang beraktifitas, sedangkan dengan pratktek langsung akan banyak indra siswa yang terlibat dan ini akan lebih menambah daya ingat siswa lebih bagus. Ketiga siswa secara tidak langsung belajar ketrampilan hidup (berwirausaha) yang diharapkan dapat membantu siswa ketika sudah menjalani kehidupan yang sesungguhnya.
Laporan kegiatan yang telah dilakukan disampaikan melalui foto/video yang dikirimkan siswa melalui google Classroom atau WA kelas. Siswa dapat memberikan tanggapan terhadap hasil yang siswa lakukan. Tanggapan ini dapat berupa persetujuan atau pertanyaan. Setelah siswa mempresentasikan percobaannya.
Pada akhir pembelajaran, siswa mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah mereka lakukan. Sebagian besar siswa mengatakan bahwa belajar matematika dengan cara seperti ini lebih mudah dipahami. Kesenangan tidak berhenti sampai di sini. Kegiatan belajar bisa dilanjutkan dengan bermain peran dalam kegiatan jual beli beras, jagung, minyak, atau air. (ipa2/zal)
Guru SMPN 35 Semarang