RADARSEMARANG.COM, Sugar dough adalah kue yang dibuat dari bahan tepung terigu, gula halus, lemak, telur dan bahan tambahan lainnya. Sering juga disebut kue kering atau cookies dan diselesaikan dengan teknik dioven. Sugar dough dikenal dengan pate manis, juga disebut adonan manis.
Adonan ini digunakan untuk pembuatan kue kering, alas kue dan kulit pie. Selain manis rasanya, adonan ini banyak mengandung lemak. Di dalam pembuatannya harus hati-hati, tidak boleh menggunakan tepung sawur berlebihan karena akan mengakibatkan adonan menjadi keras.
Pada tahun pembelajaran 2020-2021 pelaksanaan PKL (praktik kerja lapangan) SMK Negeri 3 Magelang menerima siswa untuk praktik di D”Browncafies selama 5 bulan. Siswa kelas XI yang PKL di sekolah, pada saat bulan Ramadan tahun mendapat tugas menerima pesanan kue kering (adonan sugar dough) terdiri dari nastar, putri salju, palm cheese sugar, dahlia. Praktik kerja lapangan dibimbing oleh seorang guru dan didampingi guru-guru PKK (Produk Kreatif dan Kewirausahaan).
Dalam melaksanakan praktik kerja lapangan ini pembimbing menggunakan metode PJBL (Project Based Learning) yaitu metode yang mampu untuk mendorong menerapkan pengetahuan dan keterampilan (https://www.google.com/pjbl).
Sebelum bulan Ramadan siswa sudah membuat sampel kue-kue kering yang akan diproduksi di D”Browncafies dan mengemas dalam stoples dan dibuat juga hampers. Hasil sampel kemudian diupload di media sosial melalui instagram, whatsapp dan facebook.
Setelah sampel dibuat dan ditawarkan datanglah para pemesan ke D”Browncafies dan diterima dengan baik oleh siswa PKL. Siswa mencatat pesanan dari konsumen dalam buku pesanan. Setelah itu siswa yang menerima tamu dan mencatat pesanan menyampaikan ke bagian produksi dan guru pembimbing. Setelah guru pembimbing mengecek pesanan, siswa menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk produk sugar dough.
Saat proses produksi pembimbing mengingatkan kepada siswa untuk menerapkan budaya kerja yang meliputi membersihkan alat dan meja kerja yang akan dipergunakan, dan dilanjutkan mencuci tangan. Selain budaya kerja tersebut siswa juga diharuskan menggunakan masker dan menjaga jarak sesuai dengan protokol kesehatan. Proses produksi dimulai dari membuat adonan, mencetak, mengoven dan mengemas kue ke dalam stoples serta membungkus dalam kemasan hampers sesuai pesanan. Kue yang sudah matang dan dikemas dengan rapi segera diantar ke konsumen. Selanjutnya siswa membuat laporan penjualan dan diserahkan kepada guru pembimbing.
Memperhatikan ulasan diatas disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode PJBL pada anak-anak PKL di D”Browncafies SMKN Magelang dapat membuat siswa menjadi lebih sistematis dalam memproses pesanan yang mereka kerjakan serta mendidik siswa mempunyai karakter kerja yang baik. (agu2/lis)
Guru Tata Boga SMKN 3 Magelang