RADARSEMARANG.COM, Pandidikan agama Islam (PAI) memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan agama Islam membantu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermatabat. Oleh karena itu, pendidikan agama Islam sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Karena pendidikan adalah proses dalam rangka dalam mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan masyarakat.
Dalam proses pembelajaran, siswa kurang dimotivasi untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya. Siswa selalu diarahkan untuk menghafal informasi, otak siswa hanya dipaksa untuk mengingat berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi itu dan dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SD Negeri Petarangan khususnya siswa kelas 4, ternyata minat dan hasil belajar siswa dalam materi membaca surah Al-Falaq masih kurang.
Siswa merasa bosan, pasif, dan kurang berminat mempelajari materi. Hal ini dimungkinkan pembelajaran masih monoton karena masih menggunakan metode lama yaitu ceramah. Oleh karena itu, guru melakukan upaya untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Dengan menggunakan model PBL diharapkan dapat membangkitkan minat siswa dalam memahami surah Al-Falaq sehingga siswa lebih aktif dan sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran.
Menurut Abuddin Nata (2008:255) bahwa Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang bertumpu pada kreativitas, inisiatif, inovasi dan motivasi bagi para siswa sehingga siswa akan memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah. Metode ini menggunakan suatu teknik untuk membangkitkan minat siswa serta mendapatkan pertisipasi siswa melalui diskusi dan penelitian.
Stepien, dkk, 1993 (dalam Ngalimun, 2013: 89) menyatakan bahwa PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Langkah-langkah pembelajarannya adalah mengorientasi siswa pada masalah (menyampaikan tujuan pembelajaran dan pemberian masalah), mengorganisasikan siswa (pembentukan kelompok), membimbing penyelidikan (membimbing pengumpulan informasi dan pemecahan masalah). Kemudian mengembangkan hasil karya (membimbing siswa dalam menyiapkan laporan), menganalisis dan mengevaluasi proses (membimbing siswa melakukan analisis dan evaluasi terhadap penyelidikan pemecahan masalah).
Problem Based Learning bertujuan merangsang siswa untuk berfikir dan belajar dalam memecahkan suatu masalah, meneliti permasalahan tersebut. Selanjutnya menilai penguasaan bahan pelajaran sehingga membangkitkan minat siswa untuk mempelajari materi pelajaran. Dengan demikian dapat menimbulkan rasa keingintahuan yang kuat untuk mempelajari materi pelajaran.
Setelah menggunakan model pembelajaran PBL menunjukkan bahwa kebosanan di kalangan siswa di ruang kelas dapat berkurang, perhatian, minat, dan motivasi siswa dalam belajar dapat meningkat.
Model PBL dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan khususnya dengan dunia kerja. Membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil yang selanjutnya dapat mereka gunakan saat menghadapi masalah yang sesungguhnya di masyarakat kelak. Juga dapat merangsang pengembangan kemampuan berfikir secara kreatif dan menyeluruh karena dalam proses pembelajaran para siswa banyak melakukan proses mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai aspek.
Suasana pembelajaran menggunakan PBL lebih asyik, menyenangkan, dan siswa lebih bersemangat. Lebih penting lagi hasil belajar siswa meningkat cukup tinggi dan kenaikan ketuntasan sesuai target yang diharapkan. (pm1/lis)
Guru SDN Petarangan, Kec. Kledung, Kabupaten Temanggung