32 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Belajar Budaya Wewaler Jawa dengan Teknik Gojaq

Oleh : Risma Dwi Anggraeni, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (E.B Taylor dalam Soekanto 1996:55).
Selo Soemardjan dan Soelaeman Somardi dalam Soekanto (1996:55) merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.

Manusia hidup di dunia ini pasti berhubungan dengan manusia lainnya, lingkungan dan Sang Pencipta. Supaya hubungan bisa berjalan dengan baik maka setiap manusia harus mengerti pedoman yang bisa diambil dari wewaler.
Wewaler adalah sesuatu yang tidak bisa diterjang, berhubungan dengan keadaan di sekitarnya seperti estetika berhubungan dengan lingkungan, Tuhan, dan sesama manusia.

Wewaler biasa diartikan sebagai pepali atau pantangan. Wewaler termasuk salah satu jenis gugon tuhon yang bisa dijadikan sebagai ajaran oleh orang tua kepada anaknya dan guru kepada muridnya. Gugon tuhon berwujud nasihat yang tidak boleh dilakukan dalam kehidupan. Kalau tidak dipatuhi bisa menjadikan celaka kepada siapa saja yang melanggarnya.

Pada waktu materi teks eksposisi tentang budaya wewaler jawa, siswa merasa kebingungan dalam memahaminya. Hal ini terjadi pada waktu pembelajaran bahasa Jawa di kelas XII SMK Negeri 1 Pekalongan. Kurangnya minat siswa dalam belajar budaya jawa juga menjadi salah satu penyebabnya. Untuk mengatasi hal tersebut guru perlu membuat ide baru agar menarik siswa untuk mempelajari tentang budaya wewaler jawa tersebut. Guru bisa menggunakan teknik Gojaq.

Teknik Gojaq merupakan singkatan dari google classroom, jamboard dan quizizz. Gojaq adalah suatu teknik guru memanfaatkan platform google classroom kemudian memberikan materi melalui jamboard, dan melakukan penilaian melalui quizizz.
Di era pandemi seperti sekarang ini, PJJ (pembelajaran jarak jauh) melalui platform google classroom banyak digunakan.

Untuk jamboard di sini berfungsi sebagai papan tulis digital yang memungkinkan siswa yang lokasinya berjauhan dapat menyampaikan ide dan menyimpannya di cloud. Sehingga ide dapat diakses di perangkat apapun.
Pembelajaran jarak jauh pada prinsipnya sama dengan tatap muka. Perbedaaannya adalah pada interaksi pembelajaran yang dilaksanakan. Pada sistem tatap muka, terdapat interaksi langsung antara guru dan siswa sedangkan pada pembelajaran jarak jauh, interaksi tatap muka harus dilakukan dengan memanfaatkan alat. Di sini guru membuat pembelajaran melalui jamboard.

Hal pertama yang dilakukan adalah guru menulis materi di jamboard. Guru bisa memasukkan materi berupa tulisan tangan layaknya seperti menulis di papan tulis, guru juga bisa memasukkan gambar-gambar yang terkait dengan materi.
Kedua, setelah guru memasukkan materi kemudian guru membuka platform google classroom. Guru menulis deskripsi untuk pembelajaran yang akan dilakukan. Kemudian guru bisa memasukkan link jamboard di dalam platform google classroom. Guru juga mengatur waktu pembelajaran sebelum mengesharenya ke siswa.

Ketiga, guru dapat menambahkan penilaian dengan menggunakan quizizz supaya siswa tertarik dalam pembelajaran materi wewaler. Pada waktu menjawab pertanyaan dengan menggunakan quizizz ini antara siswa yang satu dengan yang lain tidak dapat mencontek karena dibatasi waktu saat mengerjakan dan soal yang dibuatpun diacak.

Siswa menjadi lebih enjoy dan bersemangat serta menikmati pembelajaran bahasa Jawa. Pada waktu siswa membuka materi siswa dapat menambahkan gambar ataupun materi. Siswa juga dapat mengumpulkan tugas didalam aplikasi jamboard ini.
Dengan teknik qojaq proses pembelajaran bahasa Jawa yang dilaksanakan di kelas XII SMK Negeri 1 Pekalongan menjadi semakin baik. Peserta didik semakin aktif dalam mengikuti materi meskipun dilakukan secara daring karena mereka benar-benar terlibat didalam pembelajaran. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik yang aktif mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi tersebut. Antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran menjadi lebih tinggi serta tingkat kehadiran siswa menjadi lebih baik. (ipa2/lis)

Guru Bahasa Jawa SMK Negeri 1 Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya