RADARSEMARANG.COM, Mencari ilmu di masa pandemi Covid 19 merupakan tantangan bagi peserta didik. Virus korona hampir melumpuhkan sebagian besar aktivitas di dunia. Demikian pula dalam dunia pendidikan di sekolah maupun di berbagai disiplin ilmu. Satu tahun lebih peserta didik belajar secara daring. Semua kegiatan belajar mengajar yang disampaikan guru diterima peserta didik melalui online. Peserta didik hanya bisa mengakses pembelajaran sekolah dengan sarana HP, laptop tergantung tingkat kemampuan ekonomi orang tua dan kemauan belajar peserta didik tersebut.
Diakui maupun tidak,masa pandemi Covid 19 mengubah pola pembelajaran tatap muka menjadi online membuat hampir sebagian generasi penerus kehilangan pendidikan karakter. Hal ini bisa diamati dari perilaku anak di sekitar lingkungan kita. Di saat kita melaksanakan Work from Home barulah kita menyadari kalau banyak anak seusia sekolah sekitar kita bermain seharian di luar rumah, walau kemungkinan mereka menyelesaikan tugas sekolah di malam hari. Tetapi dari sini pendidikan karakter peserta didik belum bisa terkontrol oleh guru secara maksimal,atau bahkan tak terjangkau sama sekali oleh guru sebagai pendidik.
Kompetensi inti aspek pengetahuan pada belajar luring mengupayakan agar peserta didik tuntas dari semua mata pelajaran untuk kurikulum tertentu. Peserta didik kelas VIII akan dihadapkan dengan hal baru berupa program resmi pemerintah dengan diterapkannya program Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) yang dilaksanakan melalui kelas sampel. Di mana AKM merupakan tolak ukur keberhasilan sekolah dalam mendidik peserta didik Walaupun AKM bukan pengganti Ujian Nasional,namun keberadaannya membuat peserta didik masih banyak belum paham, terutama kelas VIII yang masih menganggap AKM merupakan wujud lain dari ujian nasional. Padahal setelah peserta didik menempuh AKM di kelas delapan, berarti di kelas sembilan sudah tidak mengikuti ujian nasional. Berlatar belakang dari hal inilah, guru matematika SMP Negeri 34 memutar pikiran mencari cara menyampaikan ilmu sekaligus penanaman karakter dapat terpenuhi di masa pandemi Covid 19.
Materi Peluang merupakan bab terakhir kelas VIII yang penyajiannya di semester dua, biasanya merupakan bab yang terabaikan karena letak pembagian pemetaan jam pelajaran. Di masa PJJ seperti sekarang, tidak dapat dipungkiri cara penyampaiannya konsep materi dari bab ke bab disampaikan dengan cepat-cepat. Tentunya hal ini akan mengganggu dalam pelajaran matematika. Di mana konsep yang disampaikan harus disertai penerapan soal beserta pembahasannya. Peserta didik cenderung mencari cara mudah, cepat dan benar dalam menguasai konsep ataupun mencapai nilai yang diharapkan. Mereka membutuhkan strategi valid dalam mengingat konsep peluang di penghujung akhir semester.
Menyampaikan materi peluang pelajaran matematika kelas VIIIA khususnya, sangat bersinergi dengan munculnya model pembelajaran online yang ditawarkan lewat aplikasi kinemaster ataupun fitur-fitur lain yang menarik untuk disajikan kepada peserta didik. Melalui model pembelajaran RME, peserta didik antusias sekali menerima materi dengan bernyanyi berisi syair materi peluang dan guru membebaskan irama lagu yang digemari masing-masing peserta didik dengan catatan konsep materi peluang tidak boleh salah. Peserta didik merasa tertantang bagaikan dikompetisi musik.
Ternyata memadukan model pembelajaran RME dengan aplikasi kinemaster materi peluang dapat membangkitkan semangat belajar dan penguasaan konsep materi dengan benar. Peserta didik berhasil mendapat nilai yang diharapkan sekaligus dapat bergaya sesuai dengan bakat seninya. Penggunaan aplikasi kinemaster menjadikan PJJ lebih bervariasi dan menyenangkan bagi guru maupun peserta didik. Dari sini dapat terlihat pula karakter peserta didik akan sikap tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas terselesaikan dengan baik. (ipa2/ton)
Guru Matematika SMP Negeri 34 Semarang.