RADARSEMARANG.COM, Masalah lingkungan yang terjadi di satuan pendidikan secara umum hampir sama yaitu hampir semua lahan digunakan untuk bangunan ruang kelas, kebersihan lingkungan kurang terjaga, pengelolaan sampah belum optimal, dan kurangnya kesadaran warga sekolah untuk berperilaku bersih, sehat dan cinta lingkungan. Juga kurangnya fasilitas pendukung untuk menuju lingkungan sekolah yang ideal bagi warga sekolah.
Upaya untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang ideal dengan lingkungan yang asri sudah dilakukan di SDN Getas Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Namun praktik yang dilakukan selama ini masih lebih menekankan ke lingkungan fisik belum terintegrasi dalam kurikulum dan menyentuh ke perubahan perilaku. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah berkewajiban untuk membentuk karakter siswanya. Karakter siswa yang peduli dan cinta dengan lingkungan dapat dimulai dari pengintegrasian nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan dalam kurikulumnya dan terimplementasi dalam proses pembelajaran di kelas.
Salah satu program di SDN Getas Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan untuk membuat warga sekolah lebih peduli lingkungan adalah “Program Sekolah Hijau”. Menurut Anwar (2008:194), sekolah hijau merupakan istilah lain dari sekolah yang mengusung wawasan lingkungan hidup. Aktivitas yang berada di dalamnya pun tidak lepas dengan nuansa peduli terhadap lingkungan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan setidaknya mampu mengambil peran dalam proses sosialisasi, pembelajaran serta pembudayaan positif. Salah satunya adalah menumbuhkan rasa cinta kepada lingkungan.
Untuk mewujudkan sekolah hijau beberapa langkah-langkah harus dilakukan antara lain (1) pengembangan kurikulum berwawasan lingkungan, (2) Peningkatan kualitas sekolah dan lingkungan sekitarnya, (3) pengembangan pendidikan berbasis komunitas, (4) pengembangan sistem pendukung yang ramah lingkungan, (5) pengembangan manajemen sekolah berwawasan lingkungan. Agar tetap dapat menjalankan visi dan misinya sebagai sekolah hijau maka suatu satuan pendidikan perlu mengembangkan manajemen sekolah berwawasan lingkungan. Menurut Paryadi (2008:13) Sekolah hijau seharusnya berbuat untuk menciptakan kualitas lingkungan sekolah yang kondusif, ekologis, lestari secara nyata dan berkelanjutan, tentunya dengan cara-cara yang simpatik, kreatif dan inovatif dengan menganut nilai-nilai dan kearifan budaya lokal.
Adapun tahap-tahap kegiatannya meliputi kegiatan pertama, sosialisasi kepada kepala sekolah dan guru-guru. Kegiatan kedua, pengintegrasian konsep kurikulum berbasis lingkungan berwawasan konservasi dalam Rencana Program Pembelajaran (RPP) setelah sebelumnya dilakukan pelatihan, pembimbingan, dan review. Kegiatan ketiga, implementasi hasil pelatihan pada proses pembelajaran. di ruang kelas maupun praktik membuat hidroponik dan memanfaatkan barangbarang bekas sebagai wadah untuk menanam hidroponik, serta kampanye menuju sekolah hijau yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru.
Sebagai simpulan akhir, agar tetap dapat menjalankan visi dan misinya sebagai sekolah hijau maka kepala sekolah perlu mengembangkan manajemen sekolah berwawasan lingkungan. Sekolah Hijau sebagai program prioritas kepala sekolah di SDN Getas Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan bisa terwujud berkat partisipasi oleh seluruh warga sekolah. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah berkewajiban untuk membentuk karakter siswanya. Karakter siswa yang peduli dan cinta dengan lingkungan, sehingga tercipta lingkungan yang kondusif, ekologis, secara nyata dan berkelanjutan, yang dilakukan dengan cara-cara yang simpatik, kreatif dan inovatif dengan menganut nilai-nilai dan kearifan budaya lokal. (gb4/ton)
Kepala Sekolah SDN Getas Kec. Wonopringgo Kab. Pekalongan.