28 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Senangnya Menanggapi Buku Fiksi dan Nonfiksi melalui Discovery Learning

Oleh : Catur Kurnaiawati S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM,BUKU menyajikan segala jenis tulisan untuk banyak keperluan. Buku dapat menjadi sumber informasi, pengetahuan, dan pembelajaran. Namun, selama ini, ketika dilihat grafik minat baca peserta didik SMP Negeri 20 Semarang ternyata sangat kurang. Bahkan setelah dicermati, siswa yang berkunjung ke perpustakaan hanya siswa-siswa itu saja. Minat membaca adalah sumber motivasi yang sangat kuat bagi peserta didik di SMP Negeri 20 Semarang, untuk menganalisis, mengingat, dan mengevaluasi bacaan yang telah dipelajarinya. Tanpa adanya membaca, maka kita akan tertinggal dalam mendapatkan informasi secara luas.

Pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar (KD) menyajikan tanggapan terhadap buku fiksi dan nonfiksi, banyak peserta didik kelas VIII SMP Negeri 20 Semarang mengalami kesulitan. Padahal KD ini mengharuskan peserta untuk aktif berliterasi. Hal yang menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan antara lain minat membaca buku masih sangat rendah dan siswa belum berminat mencari pengetahuan yang lebih luas. Mereka lebih banyak mengandalkan dari yang diajarkan guru di kelas. Akibat permasalahan tersebut, hasil nilai yang dicapai peserta didik belum maksimal. Untuk meningkatkan minat belajar siswa tentang menanggapi buku fiksi dan nonfiksi di SMP Negeri 20 Semarang, maka guru menggunakan pembelajaran metode discovery learning.

Metode discovery learning merupakan metode yang menjadikan peserta didik mampu menemukan sendiri permasalahan dan solusinya, sehingga peserta didik mampu mengingat materi pelajaran bahasa Indonesia yang disampaikan oleh guru. Menurut Hosnan (2014:282), discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan.

Tahap-tahap dalam pembelajaran menanggapi buku fiksi dan nonfiksi dengan metode discovery learning adalah sebagai berikut, pertama, peserta didik membaca buku fiksi dan nonfiksi. Kedua, peserta didk mengajukan pertanyaan sehubungan dengan isi buku. Ketiga, peserta didik membentuk kelompok untuk mendiskusikan perbedaan dan persamaan unsur-unsur buku fiksi dan nonfiksi serta membuat komentar terhadap isi buku tersebut. Peserta didik bersama guru mengajukan kemungkinan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan. Keempat, peserta didik dalam kelompok mengumpulkan data berdasarkan pertanyaan tentang unsur-unsur buku fiksi dan nonfiksi serta persamaan dan perbedaannya. Kelima, peserta didik merumuskan simpulan berdasarkan data untuk presentasi dan kelompok lain menanggapai atau mengevaluasi hasil suatu kelompok. Keenam, peserta didik secara bersama-sama menyimpulkan komentar terhadap perbedaan dan persamaan buku fiksi dan nonfiksi.

Penggunaan metode discovery learning menjadikan peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran karena dilakukan dengan bekerja sama. Hal tersebut tentunya berdampak positif pada prestasi dan kemampuan kreatif peserta didik. (ipa1/ida)

Guru Bahasa Indonesia SMPN 20 Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya