RADARSEMARANG.COM, Pandemi Covid-19 mulai mewabah pada pertengahan bulan Maret 2020, hal ini membuat semua serba terbatas. Mulai dari bekerja, sekolah, maupun aktifitas sehari-hari harus dilakukan di rumah. Menteri pendidikan dan kebudayaan Nadiem Makariem telah menetapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) sejak adanya pandemi Covid-19. Bahkan sampai saat ini siswa masih melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring atau online diantaranya melalui WhatsApp grup seperti yang dilaksanakan di SD Negeri 02 Penggarit.
Dalam pembelajaran jarak jauh peran orang tua seharusnya adalah sebagai pendamping dan motivator bagi anaknya untuk selalu aktif dalam pembelajaran. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam pelaksaanan pembelajaran jarak jauh, tanpa dukungan orang tua pelaksaanan pembelajaran jarak jauh tidak akan efektif. Seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara, “setiap orang tua adalah guru, setiap rumah adalah sekolah,” dapat disimpulkan bahwa sekolah yang paling utama adalah rumah, peran guru yang paling berpengaruh adalah orang tua. Oleh karena itu, dibutuhkan peran orang tua sebagai fasilitator dan motivator di rumah dalam membimbing anaknya pada proses pembelajaran jarak jauh. Orang tua merupakan motivator bagi anaknya.
Sebagai seorang guru tidak hanya berkewajiban mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa tapi juga harus bisa menjadi motivator belajar untuk siswa. Dengan berubahnya kegiatan belajar yang tadinya dilaksanakan dengan tatap muka lalu berubah menjadi daring, menjadi tantangan tersendiri bagi guru agar siswa aktif dalam belajar dari rumah. Dikhawatirkan penurunan keaktifan siswa tersebut bisa menjadi salah satu indikator motivasi belajar siswa akan menurun.
Peran guru sangat penting dalam membuat situasi pembelajaran yang menyenangkan. Guru tidak cukup hanya memberi tugas dan tugas saja tetapi harus bisa memotivasi anak didiknya. Walaupun belajar di rumah bukan berarti guru tidak bisa memberi dorongan /semangat belajar bagi anak didiknya. Menurut Clayton Alderfer dalam Hamdhu (2011), motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan segala kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi di dalam belajar ada dua jenis yaitu 1) Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang berasal dari diri siswa sendiri untuk belajar. Artinya motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri 2) Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi atau dorongan-dorongan yang berasal dari luar diri individu, misal dari guru, orang tua, atau teman.
Peran guru dalam memotivasi siswa termasuk motivasi ekstrinsik. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan guru dalam memotivasi siswanya saat pembelajaran jarak jauh, diantaranya : 1) Reward atau hadiah bagi siswa yang mau memperbaiki tugasnya akan diberi nilai yang lebih baik. Dan bagi siswa yang nilainya tinggi akan diberi hadiah, guru bisa memberikan apresiasi berupa pujian pada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik dan tepat waktu. 2) Pemberian tugas tidak terlalu banyak, karena tugas yang terlalu banyak akan membuat anak jenuh dan bosan sehingga mereka akan malas untuk mengerjakan tugas. 3) Pemberian tugas yang bervariasi. Hendaknya tugas yang diberikan bervariasi yaitu tidak hanya soal-soal pilihan ganda, isian dan uraian saja. Untuk mengatasi kejenuhan anak dalam belajar daring, tugas yang diberikan bervariasi di antaranya demonstrasi, hasta karya, seperti di SDN 02 Penggarit tempat penulis berdinas. Anak –anak bersemangat sekali ketika diberi tugas hasta karya, mereka berkolaborasi dengan orang tua dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Dengan adanya peran dari orang tua dan guru dalam memotivasi belajar siswa diharapkan siswa akan selalu semangat dalam belajar dimasa pandemi ini tanpa merasa jenuh dan bosan sehingga motivasi belajar siswa meningkat yang tentunya akan meningkatkan pula prestasi belajar siswa. (pg1/ton)
Guru SDN 02 Penggarit.