RADARSEMARANG.COM, Rendahnya hasil belajar siswa mejadi pukulan bagi seorang pendidik, karena bagaimanapun pencapaian maksimal hasil belajar siswa menjadi kepuasan tersendiri bagi pendidik. Seorang pengajar harus senantiasa memperhatikan siswanya supaya dapat memahami minat dan bakatnya terhadap materi yang sedang dipelajari. Khusus pada mata pelajaran matematika menjadi perhatian tersendiri bagi seorang pendidik terutama pada jenjang sekolah dasar, karena matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi serta memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari dan dalam dunia kerja.
Namun kenyataannya penguasaan matematika di sekolah dasar masih menjadi permasalahan, seperti yang dialami siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Jatiroyom Bodeh Pemalang tahun pelajaran 2019/2020. Dari hasil pengamatan pada saat proses pembelajaran matematika terutama pada materi pengurangan pecahan, antusiasme siswa masih sangat rendah. Siswa banyak mengalami kesulitan dalam belajar. Banyak siswa yang salah dalam menjumlahkan maupun mengurangi pecahan yang penyebutnya berbeda. Banyak dari mereka yang langsung mengerjakan pembilang tambah pembilang dan penyebut ditambah penyebut.
Hal ini disebabkan karena mungkin penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat. Metode pembelajaran turut mempengaruhi penyampaian materi dari guru pada siswa. Melalui metode belajar yang menarik dengan melibatkan siswa di dalamnya akan membantu mereka untuk tumbuh percaya diri dalam menyampaikan pendapat dan menghadapi dunia luar nantinya. Kesiapan anak untuk belajar menjadi hal yang harus diperhatikan. Sebab anak yang berada dalam kondisi tidak siap belajar akan lebih sulit untuk berkonsentrasi.
Maka dari itu guru mencoba menerapkan model TPS (Think Pair Share) yang merupakan model pembelajaran tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual, buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
Kelebihan dari strategi kooperatif dapat tercapai apabila ada penanggung jawab individual dari setiap anggota kelompok, artinya keberhasilan kelompok ditentukan oleh hasil belajar individual setiap anggota kelompok. Selain itu diperlukan adanya pengakuan kepada kelompok yang kinerjanya baik sehingga anggota kelompok tersebut dapat melihat bahwa kerja sama untuk saling membantu teman dalam suatu kelompok sangat penting sehingga kelemahan yang ada diharapkan dapat diminimalisir dengan peran guru yang senantiasa meningkatkan motivasi siswa yang lemah agar dapat berperan aktif, meningkatkan tanggung jawab siswa untuk belajar bersama dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Kekurangan TPS diantaranya yaitu dengan banyaknya siswa otomatis membuat guru harus pandai mengakomodasi semua kendala yang muncul, perbedaan pendapat yang muncul kadang kurang dapat diatasi.
Model TPS dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, oleh karena itu diharapkan guru juga dapat menerapkan pendekatan pembelajaran model TPS pada materi-materi lain yang dianggap sesuai. Hasil belajar siswa akan lebih meningkat jika guru menggunakan pendekatan pembelajaran tersebut karena dapat meningkatkan hasil belajar dalam penguasaan materi siswa juga dapat membangun kebiasaan-kebiasaan yang baik, bisa meningkatkan ketepatan dan kecepatan dalam mengerjakan sesuatu,juga dengan kebiasaan yang dilakukan dalam belajar menjadikan pembelajaran yang bermakna sehingga tercipta kondisi belajar efektif, efisien, dan menyenangkan.
Memberikan motivasi kepada peserta didik sangat bermanfaat untuk memiliki dorongan semangat belajar tinggi. Karena pada dasarnya usia anak SD masih memerlukan perhatian yang lebih baik dari guru, orang tua maupun lingkungan yang mendukung. (pg1/ton)
Guru SD Negeri 02 Jatiroyom Bodeh Pemalang.