26.2 C
Semarang
Friday, 20 June 2025

Mutu Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan di Era Global

Oleh: Drs. Suwarno

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, MEMASUKI abad 21, banyak paradigma baru bermunculan dan memerlukan pertimbangan serta perhatian yang seksama. Lingkungan bisnis global akan menjadi semakin kompleks, dinamis, dan bermunculan berbagai konflik kepentingan. Pendidikan tradisional yang menekankan bahwa dalam bekerja, seseorang harus memiliki pengetahuan yang tinggi tentang bidang pekerjaannya, sekarang tidak lagi mencukupi. Kenyataannya masih sangat sedikit pandangan bahwa seorang pekerja harus memiliki soft skills.

Pembicaraan tentang softskills tidak dapat dilepaskan dari pengertian kompetensi. Kompetensi dapat diartikan sebagai motif, sikap, keterampilan, pengetahuan, perilaku atau karakteristik pribadi lain yang penting untuk melaksanakan pekerjaan atau yang membedakan antara kinerja rata-rata dengan kinerja superior, kompetensi khususnya kompetensi kerja Knowledge, yaitu ilmu yang dimiliki individu dalam bidang pekerjaan atau area tertentu yaitu : Skill, dimana kemampuan unjuk kerja fisik atau mental, Self Concept, yaitu sikap individu, nilai-nilai yang dianut serta citra diri,Traits yaitu karakteristik fisik dan respon yang konsisten atas situasi atau informasi tertentu, dan Motives yaitu pemikiran atau niat dasar yang konstan yang mendorong individu untuk bertindak atau berperilaku tertentu Skill dan knowledge sering disebut hard skills, sedangkan self concept, traits dan motives disebut soft skills.

Dalam menghadapi era global dengan akselerasi yang cepat maka saat memberikan motifasi peserta didik di SMK Negeri 3 Semarang untuk lulusannya diperlukan tenaga kerja yang tidak hanya mempunyai kemampuan bekerja dalam bidangnya (hard skills) namun juga sangat penting untuk menguasai kemampuan menghadapi perubahan serta memanfaatkan perubahan itu sendiri (soft skills). Oleh karena itu menjadi tantangan pendidikan untuk mengintegrasikan kedua macam komponen kompetensi tersebut secara terpadu dan tidak berat sebelah agar mampu menyiapkan SDM utuh yang memiliki kemampuan bekerja dan berkembang di masa depan.

Temuan ini selaras dengan kajian yang dilakukan Muchlas Samani (2007) yang menemukan urutan kompetensi utama yang dibutuhkan industri yang meliputi: Jujur, Disiplin, Tanggungjawab, Kerjasama, Memecahkan masalah, dan penguasaan bidang kerja. Selaras dengan hal tersebut, penelitian terbaru yang dilakukan Andreas (2007, dalam Muclas Samani, 2007) menunjukkan bahawa kompetensi utama yang diharapkan industri meliputi urutan: Jujur, Disiplin, Komunikasi, Kerjasama, dan Penguasaan Bidang Studi.Berbagai penelitian lain makin menguatkan pentingnya soft skills dalam menentukan keberhasilan seseorang, termasuk dalam hal ini lulusan SMK Negri 3 Semarang Penelitian tersebut sebagaimana dikutip Heri Kuswara (www.frieyadie.com.htm) antara lain :Harvard University mengungkapkan bahwa kesuksesan karir seseorang 80% ditentukan oleh soft skillsnya sementara hanya sekitar 20% saja ditentukan oleh hard skills.Pada Buku Lesson from The Top karya Neff dan Citrin (1999).
Sepuluh kiat sukses, ada 50 orang tersukses di Amerika, delapan kriteria memuat Soft skills sementara hanya dua kriteria saja yang Hard skills. Survei dari National Association of College and Employee (NACE), USA (2002), kepada 457 pemimpin di Amerika, tentang 20 kualitas penting orang sukses, hasilnya berturut-turut adalah Soft skills dan hanya dua yang Hard skills.
Dan Pink dalam bukunya “A Whole New Mind” menyatakan bahwa “soft skills have become the source of economic survival”
Rinella Putri (Vibiznews -Human Resources) menyatakan bahwa: ”Komunikasi dan interpersonal skill merupakan syarat terpenting untuk sukses di profesi manapun.Maka!ah Utama dan Pendamping Pada Seminar Nasiona! Lembaga Pene!itian 2009 Akumulasi dari berbagai penelitian di atas, menuntut dunia pendidikan termasuk SMK Negeri 3 Semarang untuk mempersiapkan lulusannya yang bukan hanya siap pakai di dunia kerja/dunia usaha namun pula siap untuk meraih kesuksesan karir di dunia manapun (kerja/usaha). Terlebih lagi di kalangan praktisi SDM, pendekatan hard skills sudah mulai ditinggalkan. Menjadi tidak bermakna jika hard skills-nyabagus, tetapi soft skills-nyaburuk. Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan yang juga mensyaratkan kemampuan soft skills, seperti team work, kemampuan komunikasi. (ips1/zal)

Guru SMK Negeri 3 Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya