RADARSEMARANG.COM, Pandemi Covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan pada masa depan melalui bantuan teknologi. Namun, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru. Interaksi antara pelajar dan pengajar sebab edukasi bukan hanya sekadar memperoleh pengetahuan tetapi juga tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi.
Situasi pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap guru dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan. Demikian dikatakan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam pada acara Medan Internasional Conference ons Energy dan Sustainability, Selasa (27/10).
Begitu juga dengan pembelajaran ekonomi di SMAN 1 Wonosegoro kelas XII IPS 3 pada materi kertas kerja. Ada tantangan bagi guru untuk menyampaikan materi tersebut melalui teknologi bagaimana supaya materi yang disampaikan itu diterima dengan baik, bukan hanya kompetensi saja tetapi nilai dan kerja sama juga.
Maka guru mencoba mencari cara dengan menggunakan TTS dalam mentransfer materi “menyusun Kertas Kerja”. Dari ulasan di atas timbul pertanyaan apakah TTS itu? Menyumbang berapa persenkah terhadap pemahaman siswa pada materi menyusun kertas kerja tersebut bila menggunakan TTS dalam pembelajaran. Kertas kerja menurut Suwardjono, “merupakan saldo akun yang ada dan penyesuaiannya dapat digambarkan dalam satu halaman kertas sehingga pengaruh dan hubungan antara akun dapat dianalisis untuk kepentingan manajerial”.
Materi kertas kerja ini melalui Google Classroom dapat disampaikan dengan menggunakan media TTS yang merupakan kepanjangan dari teka teki silang (crossword puzzle). Deskripsi umum permainan crossword puzzle menurut Rinaldi Munir (2005, http://www.cse.ohio.html) merupakan suatu permainan dengan template yang berbentuk segi empat yang terdiri dari kotak-kotak yang berwana hitam putih, serta dilengkapi 2 lajur, yaitu mendatar (kumpulan kotak yang berbentuk satu baris dan beberapa kolom) dan menurun (kumpulan kotak satu kolom dan beberapa baris).
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan TTS pertama guru melalui google classroom menyampaikan tujuan pembelajaran. Kedua guru memberikan soal-soal materi kertas kerja menggunakan media TTS (pastikan seluruh materi kertas kerja berikut contoh mengerjakannya telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya).
Ketiga setelah siswa selesai mengerjakan diminta mengunggah kembali ke google classroom. Keempat guru menutup pembelajaran dengan mengucap hamdalah dan menyampaikan harapan dari belajar pada pertemuan ini. Langkah kelima guru melakukan koreksi atas pekerjaan siswa dan dikembalikan lagi ke siswa setelah diberi nilai.
Setelah dianalisis siswa kelas XII IPS 3 sebanyak 80 persen mendapatkan nilai bagus dan di atas KKM. Berkat media TTS siswa berhasil menjawab pertanyaan dengan baik meski kualitas soal diturunkan oleh guru. Hal ini senada dengan pendapat dari Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud, Jumeri. Hal itu disebabkan materi pelajaran yang diberikan pada saat PJJ tidak sebanyak pada sekolah tatap muka.
“Secara akademis tentu ada penurunan hasil belajar siswa karena bagaimanapun guru-guru kita memberikan materi tentu total materinya jauh di bawah situasi normal ketika anak-anak itu belajar tatap muka,” kata Jumeri dalam sebuah diskusi yang disiarkan akun YouTube MNC Trijaya, Sabtu (23/1/2021). (bs2/lis)
Guru Ekonomi SMAN 1 Wonosegoro, Boyolali