RADARSEMARANG.COM, Pendidikan karakter adalah upaya mewujudkan generasi bangsa yang cerdas dan baik atau memiliki akhlak mulia dan berkepribadian Indonesia. Kondisi pandemi Covid-19 saat ini menjadi tantangan bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan formal dalam upaya pendidikan karakter bangsa.
Perubahan metode pembelajaran pada masa pandemi yang dilakukan di rumah dengan metode daring, segogyanya dipahami oleh guru tidak sekadar menyelesaikan kurikulum pembelajaran saja. Pembelajaran tidak hanya sekedar transfer knowledge dengan menyampaikan materi ataupun memberi tugas, tetapi ada nilai atau karakter yang tetap harus ditanamkan dan dibangun pada siswa.
Salah satu implementasi untuk menanamkan pendidikan karakter adalah dengan menyisipkannya pada mata pelajaran. Misalnya salah satu topik yang dibahas dalam pembelajaran tematik kelas 4 tema 8 adalah mengenai mencermati dan membandingkan sifat masing-masing tokoh pada teks fiksi. Teks fiksi yang dimaksudkan adalah legenda nusantara.
Guru dapat memilah legenda nusantara yang syarat akan nilai-nilai yang mudah dipahami bagi siswa sekolah dasar. Selain itu, guru juga bisa memberi kebebasan siswa untuk memilih legenda dengan pendampingan orang tua. Siswa diminta untuk membaca, mencermati, dan membandingkan sifat tokoh. Siswa diminta untuk menggali informasi dan menganalisis secara mandiri. Kemudian guru dapat meminta siswa untuk membuat laporan hasil mencermati dan membandingkan sifat tokoh dalam legenda yang dibaca.
Proses yang dilalui siswa secara tidak langsung mengajarkan untuk bersikap mandiri. Setelah siswa mengumpulkan laporan melalui google classroom atau whatsapp, guru dapat melakukan zoom atau video call whatsapp secara berkelompok untuk memberikan dan feed back dan penekanan materi serta penguatan pendidikan karakter. Guru juga harus memberikan kesempatan siswa untuk bertanya maupun mengungkapkan pendapat.
Selain itu, Tanpa siswa sadari melalui cerita yang dibaca dan mencermati serta membandingkan tokoh-tokoh dalam cerita legenda, mereka telah menyerap beberapa sifat positif yang bisa ditiru. Seperti kejujuran, kerja keras, saling mencintai sesama manusia, mandiri, serta belajar untuk membedakan hal-hal yang baik dan buruk.
Pembelajaran daring bukan alasan untuk tidak menanamkan penguatan pendidikan karakter. Praktek pembelajaran tersebut dapat menjadi contoh sederhana mengenai penanaman penguatan pendidikan karakter yang disipkan pada materi pembelajaran. Guru juga bisa menggunakan metode lain yang dapat disesuaikan dengan karakter siswa dan kondisi sekolah masing-masing. (bs2/ton)
Guru SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga.