RADARSEMARANG.COM, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang tidak menekankan pada aspek kognitifnya saja, melainkan juga aspek afektif dan psikomotorik. Pembelajaran IPA lebih menitikberatkan kepada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis agar mampu memahami alam sekitar dengan melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, peserta didik mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya mendengarkan guru menjelaskan materi pembelajaran.
Ada banyak pendekatan, strategi, ataupun media pembelajaran yang dapat digunakan guru/pendidik untuk menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan terjadinya pembelajaran bermakna. Menerima peserta didik apa adanya, memfasilitasi peserta didik melalui penemuannya, mengusahakan sumber belajar yang mungkin dapat diperoleh peserta didik untuk dapat memlilh dan menggunakannya menjadi hal yang sangat penting bagi guru untuk mencapai tujuan belajar yang direncanakan.
Guru dituntut agar dapat mencari dan menetukan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik dan tujuan pembelajaran. Karena dengan media yang tidak sesuai akan berpengaruh kepada pemahaman peserta didik. Bahkan dapat menurunkan minat belajar yang akan berakibat berkurangnya kreativitas peserta didik dalam pembelajaran. Beragam media yang digunakan guru untuk meningkatkan pemahaman peserta didik yang masih rendah terhadadap materi pembelajaran. Salah satunya adalah dengan menggunakan media konkret tentang konsep perpindahan kalor pada siswa kelas V SD Negeri 1 Montongsari, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal.
Menurut Winataputra (2005), media konkret adalah segala sesuatu yang nyata dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efesien menuju kepada tercapainya tujuan yang diharapkan. Selain mudah didapat di lingkungan sekitar, media konkret juga sangat tepat pada pembelajaran daring di mana peserta didik tidak bertatap muka langsung dengan guru. Media konkret juga mampu merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efesien menuju tercapainya tujuan yang diharapkan.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan media konkret agar proses pembelajaran dapat berlangsung dan berhasil dengan baik adalah dengan merumuskan tujuan terlebih dahulu untuk memilih media konkret yang tepat. Memahami karakteristik peserta didik secara tepat dan menyusun perencanaan pembelajaran yang berpusat pada keterlibatan peserta didik. Guru terlebih dahulu memberikan pemahaman konsep tentang bagaimana panas dapat berpindah dari suatu benda ke benda lainnya.
Tiga proses perpindahan panas yaitu konduksi, konveksi maupun radiasi disampaiakan secara jelas dan terperinci, di lanjutkan dengan tanya jawab. Semua peserta didik antusias menjawab di dalam Chat group Whatsapp dengan jawaban beragam. Pada pembelajaran guru tidak membatasi harus menggunakan media konkret yang yang sudah ditentukan. Peserta didik diperbolehkan mencari referensi pada sumber lain misaknya buku, majalah ataupun internet untuk dapat membedakan jenis perpindahan panas. Guru juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan gagasan dan kreativitasnya. Pada akhir pembelajaran guru dan peserta didik melalukan tindak lanjut dan evaluasi, dengan meminta peserta didik untuk mengirim dan mempresentasikan hasil karyanya yang berupa video tentang perpindahan panas yang dipilihnya secara bergantian melalui Whatsapp Group.
Hasil pembelajaran menunjukkan bahwa media konkret sudah memberikan pengalaman-pengalaman nyata yang merangsang aktivitas peserta didik untuk belajar. Hal ini dilihat dari adanya peningkatan hasil belajar yang memuaskan, karena 93% peserta didik sudah memenuhi kiteria ketuntasan minimal yang ditetapkan. Ini memunjukkan bahwa medai konkret dapat mengatasi sikap pasif peserta didik dan membangkitkan gagasan-gagasan yang bersifat konseptual sehingga mengurangi kesalahpahaman peserta didik dalam mendalami materi. (ips1/ton)
Guru SD Negeri 1 Montongsari Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal.