28 C
Semarang
Saturday, 19 April 2025

Penurunan Motivasi dan Keaktifan Siswa selama Pembelajaran Daring

Oleh : Tetris Arum Maela Susanty S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, PANDEMI Covid-19 berdampak di semua faktor kehidupan. Salah satunya pada pelaksanaan pendidikan. Untuk mengurangi angka penyebaran Covid-19 dan kegiatan pendidikan dapat berjalan seperti biasanya, maka pemerintah melakukan beberapa upaya mengurangi angka tersebut. Salah satunya diterapkan dengan system online atau sistem dalam jaringan (daring) sejak Maret 2020. Sistem pembelajaran dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, melainkan dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) banyak kekurangan dan kelebihannya.

Penerapan pembelajaran daring menuntut kesiapan berbagai pihak, baik dari sekolah dan peserta didik. Pembelajaran daring dapat dilaksanakan dengan menggunakan model interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen System (LSM). Misalnya dengan menggunakan aplikasi whatsapp, google, zoom, dan lain-lain.

Proses pembelajaran yang harus dilakukan secara daring tentu membutuhkan dukungan perangkat seperti gawai atau smartphone, atau bisa menggunakan laptop yang dapat mengakses informasi jarak jauh menguasai penggunaan media pembelajaran daring tersebut. Hal ini banyak terjadi di berbagai sekolah terutama sekolah-sekolah yang berada di daerah pedesaan.

Penulis merupakan seorang guru IPA yang mengajar di sekolah daerah pegunungan di SMPN 1 Pejawaran, Banjarnegara yang penerapkan pembelajaran secara daring. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kerumunan yang berpotensi mempercepat menyebaran virus. Tetapi, karena tidak adanya persiapan ataupun perencanaan yang matang untuk pelaksanaan pembelajaran daring, kualitas pendidikan di Indonesia mengalami penurunan.

Ketidakmampuan penguasaan dan juga kontrol penggunaan smartphone ataupun laptop menyebabkan pembelajaran yang dilakukan secara daring menjadi tidak efektif. Ketidakefektifan pembelajaran inilah yang menyebabkan peserta didik justru mengalami penurunan motivasi dan juga keaktifan dalam belajar.

Dari pembelajaran yang biasanya dilakukan secara langsung, peserta akan lebih memiliki motivasi dalam belajar. Karena dengan datang ke sekolah, mereka dapat berdiskusi secara langsung mengenai apa yang mereka pelajari dan bertemu dengan teman-teman mereka. Namun, ketika diganti dengan pembelajaran daring, banyak pendidik yang kurang mampu berinovasi dalam membuat media pembelajaran. Meskipun diskusi tetap dapat dilakukan melalui grup ataupun virtual meeting, tetap saja banyak siswa malas untuk memerhatikan dan justru cenderung menggunakan smartphone untuk game atau bermain sosial media. Dengan demikian, secanggih apapun teknologi yang digunakan untuk pembelajaran daring, tetap saja pembelajaran konvensional melalui tatap muka jauh lebih efektif dibandingkan pembelajaran daring.

Lamanya masa pembelajaran daring juga menyebabkan peserta didik jenuh karena pembelajaran yang begitu-begitu saja dan tidak adanya pegawasan. Tak hanya itu, terkadang pembelajaran secara daring hanya berisi tugas yang diberikan oleh pendidik lalu dikumpulkan setelah selesai melalui media daring. Hal inilah yang menyebabkan peserta didik mengalami penurunan motivasi dan keaktifan dalam belajar. Jika hal ini terus menerus terjadi, maka kualitas pendidikan secara luas akan terpengaruh dan mengalami penurunan. Untuk itu, perlu dilakukan upaya agar semangat dan motivasi belajar siswa terus ada dan tidak mengalami penurunan yang drastis selama masa pandemi ini. Observasi mengenai keadaan sebenarnya di lapangan juga perlu dilakukan agar mengerti gambaran yang sesungguhnya tentang seberapa efektif pembelajaran secara daring. (lbs2/ida)

Guru SMPN 1 Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya