RADARSEMARANG.COM, Menulis teks eksplanasi merupakan salah satu keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh siswa kelas XI. Menurut Priyatni (2014: 33) teks eksplanasi adalah teks yang memiliki fungsi sosial menjelaskan atau menganalisis proses muncul atau terjadinya sesuatu. Teks ini bertujuan untuk menyampaikan kepada pembaca mengenai mengapa atau bagaimana sesuatu terjadi. Dalam menulis teks eksplanasi, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan. Hal ini juga dialami siswa di SMA Negeri 3 Magelang. Masih ada siswa yang kesulitan untuk memulai tulisan atau menentukan gagasan. Ada juga siswa yang sudah bisa menentukan gagasan, tetapi kesulitan untuk mengembangkan gagasan menjadi suatu tulisan yang utuh. Selain itu, masih ada siswa yang kesulitan untuk membuat kalimat yang koheren.
Salah satu cara mengatasi kesulitan siswa adalah menerapkan teknik menulis pohon karangan atau tree maps. Teknik pohon karangan atau tree maps ini hampir serupa fungsinya dengan peta pikiran. Namun, teknik tersebut memiliki manfaat untuk mengelompokkan hal-hal seperti mengelola informasi analisis deduktif dan induktif dalam hal-hal yang lebih spesifik sehingga tidak meluas.
Sebelum kita mulai melatih siswa dengan pohon karangan, harus dipahami dulu bagian dari pohon. Adapun bagian pohon terdiri dari akar, batang, dahan (cabang batang pohon), ranting (bagian cabang yang kecil-kecil), dan ada juga daunnya. Langkah pertama, melatih siswa dengan pohon karangan yaitu, siswa menggambar akar dari pohon. Di akar inilah siswa akan menuliskan tema dari teks, misalnya saja siswa memilih tema kesehatan. Langkah kedua, siswa membuat batang besar pohon yang akan dituliskan topik dari teks, misalnya saja siswa menentukan topik bahasan virus corona. Langkah ketiga, siswa harus menggambar dahan atau cabang dari batang pohon tadi. Karena struktur teks eksplanasi terdiri dari tiga bagian, kita instruksikan pada siswa agar menggambar 3 dahan yang masing-masing akan diisi struktur teks, yaitu pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi. Langkah keempat, siswa menggambar ranting-ranting dari tiga dahan besar tersebut. Pada dahan pertama, siswa bisa menuliskan kata kunci pada ranting yang dibuat sebagai pernyataan umum, misalnya saja pengertian virus corona. Pada dahan kedua, siswa dapat membuat beberapa ranting sebagai struktur deret penjelas. Beberapa ranting ini diisi kata kunci yang merupakan ide pokok paragraf di deret penjelas, misalnya penyebaran virus corona, gejala penderita corona, dan pengobatan virus corona. Di dahan ketiga, siswa bisa menuliskan kata kunci sebagai pandangan atau interpretasi teks yang dibuat, misalnya saja akibat virus corona dan cara pencegahannya. Langkah kelima, siswa menggambar daun-daun dari ranting-ranting yang telah dibuat tadi. Di dalam daun-daun itu akan kita isikan kata kunci dari kalimat-kalimat di dalam paragraf pendukung. Misalnya pada paragraf yang membahas awal penyebaran virus, akan ada 4 kalimat, jadi ada 4 daun yang digambar dan di dalam daun tersebut ada 4 kata kunci.
Setelah semua bagian pohon digambar dan diisi dengan kata kunci, langkah selanjutnya yaitu siswa menuliskan teks berdasar pohon karangan yang dibuat. Siswa mengembangkan kalimat dari kata kunci yang dituliskan pada bagian pohon. Setelah selesai, siswa saling menukarkan hasil teks buatannya pada temannya untuk dikoreksi, apakah ada kalimat yang sumbang, ataukah ada kalimat yang tidak sesuai dengan kata kunci yang dituliskan, dan sebagainya. Setelah dikoreksi, siswa dapat menyunting kembali teks buatannya berdasar kritik dan saran temannya tadi.
Melalui penerapan teknik pohon karangan ini, penulis menyimpulkan bahwa siswa lebih tertarik dengan pembelajaran menulis teks eksplanasi. Siswa lebih lancar dalam menuangkan gagasan ke dalam teks secara runtut. Selain itu, hasil tulisan siswa juga lebih baik dalam hal struktur dan kaidah kebahasaannya. (lbs2/ton)
Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Magelang