RADARSEMARANG.COM, Matematika merupakan ilmu dasar yang selalu berkembang pesat baik dari aspek materi maupun kegunaannya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Oleh karena itu, tuntutan tersebut mendorong manusia untuk mampu mengkreasikan pembelajaran dan mengembangkannya dalam penerapan matematika sebagai ilmu dasar tersebut.
Telah diketahui bersama bahwa pembelajaran matematika sangat penting pada setiap jenjang pendidikan maka perlu mendapatkan perhatian yang serius. Masalah yang sering dihadapi anak didik dalam pembelajaran matematika ialah ketidakmampuan untuk mengeksplorasikan apa yang diketahui kepada orang lain.
Menurut Astri kurang pahamnya siswa terhadap konsep dasar matematika mengakibatkan malas untuk belajar matematika (Astri Nur Wulandari, 2018:12).
Untuk lebih mudah dalam menyampaikan pembelajaran matematika telah diperkenalkan beragam metode, model maupun strategi dalam pembelajaran yang dapat dijadikan rujukan dan digunakan dalam pembelajaran.
Selain metode dan strategi pembelajaran, seringkali pendidik menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik agar pembelajaran lebih efektif. Media adalah bentuk jamak dari medium yang berasal dari bahasa Latin yang secara harfiah berarti “perantara” atau “penyalur”. Hal ini bermaksud bahwa media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan (Rostina Sundayana, 2013: 4). Media adalah alat dalam berkomunikasi baik cetak maupun audio visual serta peralatannya. Media yang digunakan seharusnya dirancang agar dapat dilihat, di dengar dan dibaca. Melihat berbagai batasan-batasan pada media, terdapat persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah semua yang dapat digunakan pengirim pesan untuk disalurkan kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang kemampuan berfikir, pengelolaan perasaan, fokus dan keinginan serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Arif Sadiman, 2012:7). Dari pengertian media tersebut dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan informasi kepada penerima pesan.
Dalam memilih media terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Antara lain sasaran pembelajaran, penggunaan yang tepat, keadaan siswa, perangkat-perangkat yang tersedia baik perangkat keras maupun perangkat lunak, kualitas teknis dan biaya.
Salah satu media yang dapat dijadikan sebagai rujukan dalam menyampaikan informasi kepada penerima informasi dalam konteks pembelajaran adalah media origami. Seni origami atau melipat kertas merupakan tradisi yang berasal dari Jepang yang dimulai dari bentuk yang paling sederhana, dan dari lipatan tersebut mendapatkan bentuk yang menarik. Origami berupa kertas warna-warni yang berukuran 5 sampai 9 inci kuadrat (Liya Susanti dan Abdul, 2012: 2).
Media origami penulis gunakan untuk menunjang pembelajaran matematika kelas VII materi segitiga dan segi empat di SMP Negeri 2 Sayung. Cara yang digunakan yaitu dengan praktik bersama dengan siswa melipat serta memotong kertas origami menjadi bentuk sesuai yang di inginkan, dengan seperti itu maka siswa akan lebih mudah memahami bentuk segi tiga dan segi empat serta unsur unsur yang ada secara langsung tanpa harus membayangkan.
Dengan memakai media pembelajaran ini, diharapkan pada proses pembelajaran matematika segitiga dan segi empat tidak lagi menggunakan metode tradisional. Yaitu guru hanya menggambar segi tiga dan segi empat di papan tulis tanpa menunjukkan secara langsung dari masing-masing bentuk segi tiga dan segi empat tersebut. Peserta didik dapat melihat secara langsung dari bentuk segitiga dan segi empat tersebut tanpa berandai-andai lagi.
Jika siswa praktik langsung maka tingkat pemahaman siswa akan lebih banyak daripada sekadar membayangkan. Dengan demikian hasil belajar juga akan meningkat. (agu1/lis)
Guru SMPN 2 Sayung, Kabupaten Demak