RADARSEMARANG.COM, Pandemi bukanlah penghalang untuk guru dalam memberikan pembelajaran kepada siswa siswinya. Di masa pandemi ini guru dituntut untuk kreatif dan inovatif agar pembelajaran yang diajarkan mampu dipahami oleh peserta didik.
Pelajaran bahasa Jawa dianggap sebagian siswa sebagai pembelajaran yang sukar. Apalagi di masa pandemi ini, guru tidak dapat secara langsung memberikan pelajaran. Banyak hal yang bisa disampaikan melalui pelajaran bahasa Jawa terutama pada materi tembang macapat di kelas 5.
Tembang macapat merupakan ciri khas kebudayaan Indonesia yang memiliki nilai filosofis mendalam serta keindahan saat dilantunkan. Tembang macapat dihiasi pula dengan aneka simbol di dalamnya yang harus ditafsirkan maknanya. Kata-kata yang sederhana, mudah dimengerti akan tercipta energi metafisik dalam diri pembacanya sehingga lagu yang dinyanyikan memiliki arti dan mempengaruhi budi pekerti (Achmad Chodjim, 2013: 19).
Tembang macapat mengandung nilai-nilai moral bagi kehidupan sehari-hari. Tembang macapat ini disampaikan melalui nyanyian yang disajikan dalam sebuah paragraf ‘pada’. Ada 11 jenis tembang macapat yaitu Maskumambang , Mijil , Sinom, Kinanthi, Asmaradana, Gambuh, Dhandanggula, Durma, Pangkur, Megatruh, Pocung. Kesebelas tembang ini mempunyai watak dan makna yang berbeda dalam setiap tembang yang disajikan.
Dalam sebuah tembang macapat juga terdapat paugeran/aturan yang ada dalam setiap tembang. Bait puisi yang dinyanyikan mengikuti aturan bentuk puisi yang ketat. Aturan tersebut menyangkut guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu. Guru Gatra yaiku cacahing utawi jumlahing gatra ing tembang macapat (yaitu jumlah baris dalam lagu macapat). Guru Wilangan yaiku cacahing wanda ing saben sagatra (yaitu jumlahnya suku kata pada setiap baris). Guru Lagu yaiku tibaning swara ing saben pungkasaning gatra (yaitu jatuhnya suara vokal di setiap akhir baris).
Pada materi kelas 5 SD, peserta didik mempelajari tembang macapat pangkur. Istilah pangkur berasal dari kata mundur/mungkur yang berarti meninggalkan, menyerah, atau mengundurkan diri. Tembang pangkur adalah salah satu tembang macapat yang mengkisahkan seorang manusia yang mulai meninggalkan urusan duniawinya dan beralih pada kehidupan akhirat. Tembang pangkur memiliki gambaran tentang manusia yang sedang mengalami masa – masa kehidupan spiritual dan meninggalkan urusan duniawinya.Tembang pangkur memiliki watak yang kuat, perkasa, gagah, dan kerendahan hati yang tulus. Watak tembang pangkur yaitu tidak pernah ragu untuk membujuk seseorang dalam mengubah masa lalunya yang buruk menjadi benar.
Di masa pandemi ini, guru harus bisa mengemas pembelajaran agar mudah di mengerti peserta didiknya. Tidak kalah penting pelajaran bahasa Jawa. Guru membuat video pembelajaran yang inovatif agar para siswanya mampu mempelajari dan memahami materi makna/pitutur tembang Pangkur dengan baik. Tidak sekadar melihat video saja, namun dari sebuah tembang Pangkur yang disajikan guru dalam video pembelajaran, diharapkan peserta didik juga mampu menerapkan makna/pitutur yang ada dalam tembang tersebut.
Melalui video pembelajaran yang di unggah di youtube, peserta didik dapat mempelajari makna/pitutur tembang yang telah dijelaskan oleh guru melalui video youtube dengan mudah. Terbukti, dari hasil penelitian sebelumnya saat pembelajaran PTM, peserta didik masih belum bisa memahami makna/pitutur tembang dengan sekadar penjelasan guru secara lisan. Namun, dengan penyajian video pembelajaran ini, pembelajaran daring pun bisa berjalan dengan baik. Peserta didik pun bisa memahami makna/pitutur tembang macapat dengan baik, karena mereka bisa mengulang-ulang materi kapan pun mereka inginkan. (bs2/ton)
Guru Bahasa Jawa Kelas 5 SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga.