RADARSEMARANG.COM, Sekolah merupakan salah satu wadah yang berperan dalam pengembangan masyarakat yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh sebab itu pendidikan kewarganegaraan harus mampu menjadi pioner dalam mewujudkan tujuan negara.
Sekolah sebaiknya dikembangkan sebagai pondasi yang kondusif bagi perkembangan kualitas pribadi masyarakat khususnya pada jenjang pendidikan sekolah dasar dan menengah. Hal ini dapat diwujudkan dengan memberikan pembelajaran yang menyenangkan, dapat membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga tertanamkan rasa cinta tanah air dari dalam diri siswa.
Materi PKn di sekolah dasar mempunyai beberapa tujuan berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta antikorupsi.
Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Pada kenyataannya, terdapat kendala yang ditemui pada pembelajaran PKn. Siswa cenderung tidak tertarik dengan pelajaran PKn. Selama ini pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan. Akibatnya, sering siswa malas dalam proses belajar mengajar. Selain itu, banyak siswa yang merasa bosan dengan pelajaran PKn karena dalam pelaksanaan pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah dan guru belum menggunaan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menarik minat siswa sehingga siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Untuk mengatasi masalah pembelajaran tersebut, guru dapat melakukan inovasi pembelajaran yaitu menerapakan sebuah model pembelajaran time token arends. Penerapan model pembelajaran ini bertujuan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran sehingga siswa tertarik dengan pembelajaran PKn dan hasil belajar siswa akan meningkat.
Langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran time token arends adalah: guru membagikan LKS kepada setiap kelompok, tiap siswa dalam kelompok diberi kupon berbicara. Jika ingin memberikan pendapat dalam diskusi kelompok, siswa harus menyerahkan kuponnya.
Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis. Siswa menulis hasil diskusi di LKS dan di buku catatan masing-masing. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, dilakukan secara bergantian oleh masing-masing kelompok. Setelah menerapkan model pembelajaran time token arends siswa di SDN 2 Nolokerto yang tadinya kurang antusias dalam pembelajaran, menjadi aktif dan termotivasi sehingga hasil belajar siswa meningkat.(agu1/lis)
Guru SDN 2 Nolokerto, Kaliwungu, Kabupaten Kendal