RADARSEMARANG.COM, PENDIDIKAN adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dalam pendidikan tentu ada kegiatan belajar. Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan sikap.
Salah satu pengetahuan yang dapat dimiliki siswa adalah matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran dalam memajukan daya pikir manusia.
Dalam pembelajaran guru dapat meningkatkan minat belajar siswa menggunakan media dan model pembelajaran yang menarik agar siswa lebih giat saat mengikuti pembelajaran. Dengan demikian penggunaan media dan model pembelajaran yang menarik juga dapat mengoptimalkan hasil pembelajaran matematika.
Di dalam matematika dasar sendiri terdapat beberapa materi seperti operasi hitung pengurangan untuk kelas 1 SD. Siswa cenderung menganggap materi tersebut sulit sehingga mengurangi minat belajar siswa terhadap matematika dan berdampak pada hasil belajarnya yang kurang memuaskan, hal ini terbukti dari hasil belajar matematika siswa yang masih di bawah KKM yakni 75.
Keberhasilan pembelajaran matematika di sekolah tergantung pada beberapa aspek. Di antara kesiapan guru dalam merancang proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran matematika masih banyak guru yang monoton dengan hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan. Pemilihan metode tersebut dirasa kurang tepat dan kurang menarik minat belajar siswa sehingga membuat suasana kelas pasif. Karena banyaknya siswa yang mengabaikan pembelajaran matematika menyebabkan hasil belajar yang kurang memuaskan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan minat dan hasi belajar siswa pada materi operasi hitung pengurangan di SDN 2 Nolokerto, Kaliwungu, Kabupaten Kendal yaitu dengan menerapkan model dan media pembelajaran yang asik dan menarik.
Model pembelajaran yang bisa digunakan adalah snowball throwing sedangkan media yang tepat digunakan pada materi ini adalah pangu atau papan pengurangan. Model snowball throwing, siswa dibuat berkelompok yang diwakili seorang ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru. Kemudian siswa membuat pertanyaan diselembar kertas yang dibentuk seperti bola lalu dilempar ke siswa lain. Siswa yang mendapat lemparan kertas harus menjawab pertanyaan dalam kertas (Jurnal Ice, Vol 2 Tahun 2012).
Sedangkan pangu adalah media yang terbuat dari triplek atau sterefoam yang ditempeli kertas lipat untuk memvariasi. Kertas lipat bisa ditempelkan di triplek dengan cara triplek dilubangi, botol air mineral bekas yang sudah dipotong sesuai yang diinginkan. Media papan pengurangan ini dilengkapi dengan sedotan warna-warni untuk membedakan antara nilai angka.
Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran snowball throwing dengan berbantu media pangu bervariasi, guru dapat mengembangkan sesuai dengan kondisi sekolah. Pertama gutu menjelaskan materi terlebih dahulu. Kemudian membentuk kelompok dan memanggil ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
Ketua kelompok kembali ke kelompoknya untuk menjelaskan kembali materi yang didapat. Siswa membentuk kertas tersebut seperti bola dan melemparnya dari satu siswa ke siswa yang lain selama 15 menit. Setelah siswa mendapat satu bola, diberi kesempatan untuk menjawab pertayaan menggunakan pangu secara bergantian. Setelah semua siswa mencoba menjawab pertanyaan dengan bantuan pangu selanjutnya guru mengevaluasi dan menutup pelajaran.
Ternyata setelah menggunakan model pembelajaran snowball throwing berbantu pangu pada materi pengurangan, siswa yang semula kurang aktif, jenuh dan acuh pada saat pembelajaran menjadi lebih antuasias dan tertarik mengikuti pembelajaran matematika dan hasil belajarpun meningkat. (agu1/lis)
Guru SDN 2 Nolokerto, Kaliwungu, Kabupaten Kendal
