RADARSEMARANG.COM, Bercerita merupakan suatu kegiatan yang bersifat seni, karena erat kaitannya dengan kekuatan kata-kata. Majid (2001:28) menjelaskan bahwa bercerita merupakan seni yang alami sebelum menjadi sebuah keahlian. Kemampuan bercerita dapat dikembangkan dengan berlatih. Kegiatan bercerita yang dilakukan secara berulang-ulang dan teratur serta terarah dapat memunculkan suatu keahlian. Proses belajar dan berlatih bercerita merupakan suatu hal yang secara alami dapat menjadi sebuah keahlian bagi individu yang melakukannya.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VII semester dua terdapat kompetensi dasar yang harus dikuasai yaitu menceritakan kembali isi cerita fabel/legenda daerah setempat yang dibaca/didengar. Berdasarkan hasil observasi awal diketahui keterampilan bercerita siswa masih belum memuaskan. Rendahnya keterampilan becerita dengan alat peraga pada siswa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal tersebut di antaranya siswa kurang percaya diri berbicara dan belum dapat bercerita dengan alat peraga. Adapun faktor eksternalnya adalah kurangnya motivasi, teknik, ataupun media yang digunakan guru.
Media wayang dongeng yang digunakan merupakan media wayang yang diambil dari tokoh-tokoh dalam legenda yang akan diceritakan. Pembuatan wayang dongeng dapat menggunakan bahan sederhana, misalnya dari bahan kertas karton. Siswa bebas berimajinasi dalam membuat wayang dongeng sesuai dengan tokoh legenda yang akan diceritakan.
Pembelajaran bercerita menggunakan permainan resep gotong royong dengan media wayang dongeng merupakan salah satu teknik pembelajaran yang mengacu pada permainan dalam proses pembelajarannya. Kegiatan pertama dalam pembelajaran bercerita menggunakan permainan resep gotong royong dengan media wayang dongeng, yaitu guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Dalam kelompok kecil siswa akan lebih leluasa dan berani bercerita menuangkan ide. Media wayang dongeng yang digunakan adalah media yang dibuat oleh siswa secara berkelompok di luar jam pelajaran. Kemudian, siswa membuat media wayang dongeng sesuai dengan cerita legenda yang didapatkan.
Setiap kelompok memilih salah satu cerita legenda. Dua kelompok akan mendapatkan cerita legenda yang sama. Setiap kelompok juga memilih media wayang dongeng sesuai dengan cerita legenda yang diperoleh. Siswa secara individu membaca dan memahami cerita tersebut. Dengan memahami, diharapkan siswa berimajinasi mengungkapkan cerita legenda secara lisan dengan alat peraga. Berikutnya, siswa secara berkelompok diminta untuk membuat kerangka dari legenda yang dibaca. Kerangka berfungsi mempermudah siswa bercerita secara berkelompok. Siswa dapat mengetahui setiap bagian cerita yang harus diceritakan, yaitu kapan mengawali dan mengakhiri cerita.
Kegiatan berikutnya adalah bercerita. Siswa mengawali latihan bercerita dengan alat peraga pada pertemuan pertama. Kemudian pada pertemuan kedua siswa dinilai dalam bercerita dengan alat peraga. Kegiatan bercerita sebagai kegiatan inti dalam pembelajaran dilakukan setelah siswa memahami legenda dan karakteristik tokohnya. Setiap kelompok bercerita secara bergantian. Semua anggota kelompok bercerita. Konsep permainan resep gotong royong dalam bercerita, memberikan kesempatan siswa untuk bercerita bergantian. Siswa pertama menunjuk siswa lain melanjutkan cerita. Dalam proses ini, setiap siswa dituntut untuk terampil dan berkonsentrasi untuk melanjutkan cerita sesuai dengan urutan cerita.
Berdasarkan analisis awal pembelajaran, diperoleh nilai rata-rata keterampilan bercerita dengan alat peraga siswa adalah 68,98. Rerata tersebut naik menjadi 79,07 atau 10,09 setelah menerapkan permainan resep gotong royong dengan media wayang dongeng. (lbs2/ton)
Guru SMP Negeri 1 Pegandon, Kab. Kendal.