31.8 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Mendalami Teks Nonfiksi melalui SQ4R

Oleh : Heri Harsoyo, S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pembahasan tentang belajar memang selalu berkaitan dengan perubahan dua aspek dalam diri siswa. Yaitu aspek tingkah laku individu dan aspek individu yang terkait dengan hubungan sosial.

Perubahan secara natural maupun terbentuk dari lingkungan masyarakat ini akan terjadi pada setiap individu yang berkembang. Perubahan itu akan terus terjadi baik secara cepat maupun perlahan-lahan menyesuaikan dengan keadaan individu masing-masing.

Perubahan-perubahan tersebut merupakan proses alami manusia mengalami pembelajaran. Penulis sebagai guru memanfaatkannya pada proses pembelajaran di kelas lima SDN 02 Tlogohendro Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan pada menguraikan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi.

Membaca adalah bagian terpenting dari pelaksanaan proses pembelajaran. Membaca paket terpadu dari menimba ilmu, kemampuan berbahasa dan menyampaikan pesan. Dalam kegiatan membaca, guru seharusnya perlu menyusun maksud dan tujuan membaca.

Kemudian, guru memerlukan metode membaca yang menggambarkan bagaimana siswa sebagai pembaca memproses bacaan sehingga memperoleh pemahaman terhadap bacaan yang dibacanya. Salah satu metode pembelajaran membaca yang dapat diterapkan yakni penerapan metode pembelajaran membaca SQ4R (Survey, Question, Read, Recite, Review and Reflect).

Penggunaan metode membaca SQ4R diharapkan dapat merangsang siswa melalui kegiatan membaca, mencintai kegiatan membaca dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi siswa. Metode pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Recite, Reflect, Review) dicetuskan oleh Francis Robinson (1941), yang dirangkum oleh Nur (2000) menjelaskan bahwa metode untuk membuat perubahan besar dalam perkembangan metode belajar agar efektif membantu siswa dalam menyerap dan menghafal informasi adalah dari bacaan.

SQ4R adalah pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan unsur reflect, yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks aktual yang relevan.

Trianto (2007:147) menjelaskan model ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca, dan 4 dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku. Membaca membuat siswa dapat berkomunikasi dengan orang lain melalui tulisan. Membaca dapat dipandang sebagai sebuah proses interaksi antara bahasa dan pikiran. Sebagai proses interaksi, maka keberhasilan membaca akan dipengaruhi oleh faktor pengetahuan yang melatar belakangi model membaca.

Tahapan-tahapan pembelajaran dengan menggunakan model SQ4R ini adalah awalnya guru menyampaikan kepada siswa untuk melakukan survei dengan mencermati teks bacaan dan mencatat dan menandai kata kunci. Kemudian, siswa membuat pertanyaan (mengapa, bagaimana, dari mana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), disusul dengan read, yaitu dengan membaca teks dan mencari jawabannya. Langkah berikutnya recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (catat dan bahas bersama).

Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh terhadap pembahasan materi. Pada tahap akhir, guru melakukan reflect, yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks aktual yang relevan. Guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah disampaikan sebagai pengingat siswa. Penggunaan model tersebut ternyata sangat membantu penulis dalam pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. (gb2/lis)

Guru SDN 02 Tlogohendro, Kec. Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya