26.8 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Model Pembelajaran Learning Cycle 5E sebagai Solusi Pembelajaran di TKJ

Oleh : Fivi Yulianto Purno Wibowo, S.Kom

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Konsep pembelajaran jarak jauh yang dijalankan saat ini menyisakan masalah tersendiri. Pembelajaran secara daring, tanpa bimbingan guru secara langsung bukanlah sesuatu yang mudah dilaksanakan. Banyak sekali keluhan baik dari siswa maupun guru dikarenakan sulitnya beradaptasi dengan konsep pembelajaran ini. Untuk itulah diperlukan strategi pembelajaran yang tepat untuk dapat diaplikasikan dalam konsep pembelajaran jarak jauh ini.
Dikutip dari pendapat Darmayah (2010) strategi pembelajaran merupakan pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang digunakan oleh guru guna menunjang terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Hal ini berarti strategi pembelajaran menggunakan berbagai sumber belajar agar pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien. Sedangkan Etin Solihatin (2012) berpendapat strategi pembelajaran adalah pendekatan secara menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran. Berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam membantu usaha belajar siswa, mengorganisasikan pengalaman belajar, mengatur dan merencanakan bahan ajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Dalam pembelajaran daring, siswa belajar dari rumah. Ini berarti kita perlu memanfaatkan secara maksimal kondisi lingkungan mereka. Dengan strategi pembelajaran yang tepat, lingkungan tersebut seharusnya mampu kita manfaatkan untuk memberikan pengalaman belajar yang baik. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat menjadi solusi dalam kondisi daring adalah model pembelajaran Learning cycle 5E. Terdiri atas Engagement, Exploration, Explain, Elaborate, dan Evaluate. Dengan strategi pembelajaran ini siswa dapat mengontruksikan pembelajaran dengan lingkungan sekitar, dengan guru sebagai fasilitator.

Pembelajaran diawali dengan tahap engagement, yakni siswa menemukan masalah-masalah di sekitar mereka untuk dibahas. Permasalahan yang ditemukan siswa disikusikan bersama-sama melalui classroom, grup WA, zoom, maupun kegiatan lain.
Kegiatan selanjutnya adalah exploration. Pada tahap ini guru memilah permasalahan yang akan dibahas dan disesuaikan kompetensi dasar. Setelah permasalahan ditentukan, siswa dapat mengeksplorasi permasalahan kepada pihak-pihak yang terkait di sekitar. Siswa dapat melakukan wawancara kepada pihak terkait dengan mempersiapkan terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Siswa dapat mencari tahu sedalam-dalamnya permasalahan yang terjadi.

Tahap selanjutnya adalah explain. Pada tahap ini siswa memetakan jawaban-jawaban yang didapat pada kegiatan eksplorasi sebelumnya, sehingga akan ditemukan solusi yang terbaik. Solusi yang ditemukan bisa dikonsultasikan kembali kepada pihak terkait, sehingga lebih mendalam.

Tahap selanjutnya adalah elaborate. Pada tahap ini guru memfasilitasi siswa sehingga dapat menerapkan pengalaman yang diperoleh serta dapat menyelesaikan masalah-masalah baru. Pada tahap ini siswa dapat berdiskusi lebih dalam dan saling berbagi informasi terkait pengalaman, permasalahan dan solusi yang ditemukan.

Tahap terakhir dari pendekatan ini adalah evaluate. Pada tahap ini melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran. Evaluasi dapat dilakukan terhadap pengalaman-pengalaman apa yang didapat siswa. Kegiatan evaluasi bisa dilakukan menggunakan vicon, grup WA, zoom maupun bentuk kegiatan lain dimana semua siswa dapat langsung berpartisipasi aktif.

Strategi di atas dapat diterapkan dengan baik pada pembelajaran di TKJ. Agar lebih mengena pemilihan masalah yang ada di sekitar perlu dihubungkan dengan kompetensi yang dibelajarkan. Semisal pemanfaatan IoT, produk-produk yang berhubungan dengan dunia IT. Pengalaman siswa dalam mengeksplorasi masalah serta berkomunikasi dengan narasumber akan menjadi pengalaman belajar yang penting ketika mereka menapaki dunia kerja. Sejatinya pembelajaran daring maupun pandemi bukanlah suatu alasan siswa untuk tidak berprestasi, justru bisa menjadi suatu sarana dalam memperoleh pengalaman belajar yang tidak ada di bangku sekolah. (ip2/lis)

Guru Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 1 Purwodadi.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya