RADARSEMARANG.COM, PENDIDIKAN merupakan bidang yang sangat berpengaruh untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IFTEK). Pendidikan yang semakin baik diharapkan akan menghasilkan SDM yang semakin baik pula. Olek karena itu perpaduan antara teknologi dan pendidikan berperan untuk membentuk SDM yang cakap, kreatif, terampil dan professional. Pendidikan mempunyai posisi yang strategis dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.
Posisi yang strategi tersebut dapat tercapai apabila pendidikan yang dilaksanakan mempunyai kualitas. Kualitas pendidikan dapat diketahuai dari dua hal yaitu: kualitas proses dan kualitas produk. Suatu pendidikan dikatakan berkualitas proses apabila proses belajar mengajarv(PBM) dapat berlangsung secara efektif dan peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna pendidikan, disebut berkualitas produk apabila peserta didik menunjukkan tingkat penguasan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar sesuai dengan sasaran dan tujuan pendidikan. Pendidikan dikatakan berkualitas apabila terjadi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan melibatkan siswa.
Mulyasa (2005 : 5) menjelaskan bahwa upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan dengan baik secara konvensional maupun inovatif. Dalam usaha meningkakan kualitas pendidikan, salah satunya diperlukan suatu metode pembelajaran yang bervariasi, tepat dan efisien. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasai atau kurang melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran menyebabkan keaktifan belajar kurang, sehingga berdampak pada rendahnya minat belajar.
Kondisi siswa kelas tujun SMPN 42 Semarang pada mata pelajaran IPS terdapat kendala yang sama, yaitu pembelajaran yang dilaksanakan secara monoton melalui metode ceramah membuat peserta didik kurang antusias dalm menghadapi pembelajaran, sehingga peserta didik kurang antusias dalam menghadapi pembelajaran, sehingga peseta didik jarang bertanya tentang pelajaran yang belum dipahami pleh siswa, peserta didik hanya mendengar guru menyampaikan materi pembelajaran. Metode menghapal menjadi kurang baik untuk digunakan dalam pemahamankompetensi IPS.
Oleh karena itu pembelajaran di kelas tidak hanya berpusat pada guru dan buku paket, tetapi harus memperhatikan bagaimana peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan. Dari permasalahan yang dihadapi di kelas, memerlukan solusi yang tepat agar target pembelajaran dapat tercapai. Salah satu langkah yang diambil adalah menggunakan metode pembelajaran “Time Token”. Dalam pembelajaran Time Token peserta didik dituntut untuk mampu lebih aktif menggungkapkan pendapatnya dalam pembelajaran dan dapat mendengarkan pendapat orang lain. Keunggulan dari metode Time Token adalah semua peserta didik aktif memberikan pendapat dalam kegiatan pembelajaran dan dapat menimbulkan keberanian peserta didik berpendapat bagi peserta didk yang pemalu dan sukar bicara.
Metode pembelajaran Time Token merupakan salah satu pendekatan structural dalqam pembelajaran kooperatif yang dirancang ntuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan meningkatakan perolehan hasil belajar.
Pembelajaan Time Token melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Metode pembelajarn ini sangat tepat digunakan untuk mengajar ketrampilan social untuk menghindaripeserta didik mendominasi pembicaraan atau peserta didik diam.
Sedangkan kelemahan pembelajaran Time Token, menurut Agus Suprijono (2011 : 11), yaitu: Guru harus menyiapkan pertanyaan yang begitu banyak (sedangkan membuat pertanyaan tidaklah mudah). Peserta didik yang memiliki banyak pendapat akan sulit mengutarakan pendapatnya karena waktu yang diberikan terbatas.
Dapat disimpulkan bahwa metode Time Token menekankan agar peserta didik menggungkapkan pendapat ataupun menjawab pertanyaan sesuai dengan kemampuannya, sehingga tidak ada dominasi pembicaraan dari peserta didik yang lebih pintar. (ipa1/zal)
Guru SMPN 42 Semarang.