RADARSEMARANG.COM, SETIAP manusia pasti memiliki potensi, termasuk di bidang olahraga dalam diri anak. Potensi itu harus digali, dibina, dan dikembangkan sehingga menghasilkan prestasi yang maksimal melalui pembinaan sejak usia dini. Sebab, usia dini merupakan usia dimana seseorang masih sangat mudah untuk dibentuk, baik secara fisik, mental, maupun psikologisnya sehingga memungkinkan untuk dapat berkembang lebih baik lagi.
Periode usia dini dalam pembinaan olahraga adalah periode anak usia 6-14 tahun. Pada rentang usia tersebut, sebagian besar merupakan usia dimana siswa berada pada jenjang sekolah dasar. Dengan demikian, peran guru olahraga sekolah dasar sangat besar dalam memberikan rangsangan dan latihan yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik serta psikologi, sehingga anak tidak kehilangan momen untuk berkembang secara optimal.
Di jenjang sekolah dasar biasanya penelusuran potensi siswa dilakukan saat ada kegiatan Pekan Olahraga Daerah (Popda) dan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN). Saat itu baru dilaksanakan pembinaan olahraga yang sifatnya sangat singkat. Hal tersebut berdampak pada potensi olahraga yang ada pada diri siswa secara keseluruhan tidak dapat diketahui dan mendapatkan pembinaan yang intensif.
Penulis sebagai guru PJOK di SD Negeri 01 Watukumpul Pemalang, berusaha tetap mengembangkan potensi olahraga sejak dini bagi siswanya melalui berbagai strategi dalam proses belajar mengajar dan kegiatan ekstra. Terutama dalam mengajar KD “Senam dan Gerak” untuk mengembangkan dan menumbuhkan kebugaran tubuh dan tetap menjaga kesehatan.
Pembinaan olahraga di jenjang SD khususnya di SD Negeri 01 Watukumpul Pemalang agar bisa mencapai target yang diinginkan, harus dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang rutin. Selain itu, dalam menyusun materi pelajaran harus komprehensif sehingga memperhatikan aspek-aspek pengembangan potensi dalam diri anak. Dengan pengembangan potensi yang dilakukan dalam beberapa kegiatan olahraga akan meningkatkan prestasi siswa.
Pembelajaran itu harus mendorong siswa untuk dapat melaksanakan tugas gerak secara sungguh-sungguh. Dengan demikian, meski tanpa adanya guru di sampingnya, siswa melakukan kegiatan itu secara disiplin. Untuk itu, dalam memberikan tugas, guru harus memperhatikan tingkat kesulitan gerakan dan alat yang pasti dimiliki oleh siswa di rumah atau bila diperlukan dengan modifikasi alat olahraga yang mudah untuk dibuat oleh siswa.
Namun, karena saat ini dilanda pandemi Covid-19 sehingga dilarang melakukan kegiatan yang menimbulkan kerumunan massa, termasuk pembelajaran dan ektrakurikuler secara tatap muka, dibutuhkan peran guru olahraga yang inovatif. Selain itu, harus memiliki komitmen kuat dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh sehingga siswa secara mandiri mau berolahraga.
Metode pembelajaran yang digunakan guru harus menumbuhkan siswa untuk dapat aktif berolahraga secara mandiri. Media pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi juga diusahakan yang mudah dipahamai anak, bisa berupa file foto/gambar, slide PPT, video, atau video interaktif berbasis virtual. Dengan pembiasaan olahraga yang disusun dalam pembelajaran jarak jauh tersebut paling tidak dapat, menjaga kebugaran serta melatih otot-otot tubuh yang berguna untuk pengembangan potensi siswa. (ag2/ida)
Guru PJOK SDN 01Watukumpul, Kabupaten Pemalang.