RADARSEMARANG.COM, Matematika adalah ilmu yang mempelajari besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para matematikawan merangkai pola lalu menggunakannya untuk merumuskan konjektur baru. Membangun kebenaran melalui metode deduksi yang ketat diturunkan dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian. Matematika seringkali dikelompokkan ke dalam tiga bidang : aljabar, analisis, dan geometri.
Trigonometri berasal dari bahasa Yunani trigono yang artinya “tiga sudut” dan metron yang artinya “mengukur”. Trigonometri adalah cabang matematika yang mempelajari hubungan yang meliputi panjang dan sudut segitiga. Bidang ini muncul di masa Helenistik pada abad ke-3 SM dari penggunaan geometri untuk mempelajari astronomi.
Sering siswa kesulitan dalam belajar matematika. Kesulitan yang dialami kebanyakan karena siswa kurang berkonsentrasi, tidak hafal rumus, kurang memahami dan tidak mau berusaha. Menurut beberapa siswa SMA Negeri 1 Grabag, matematika dianggap pelajaran yang paling susah sedunia. Maka tidak perlu orang yang terlalu pintar matematika, tapi perlu orang yang pintar menyampaikan dan membuat pelajaran itu disenangi. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin mencoba menerapkan metode field trip.
Metode field trip adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah atau mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau tempat atau objek (Roestiyah,2001:85).
Belajar melalui pengalaman lebih cenderung pada praktik, siswa perlu diajak keluar sekolah untuk meninjau tempat-tempat atau objek yang lain. Sehingga siswa menjadi tidak jenuh dan tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan.
Penulis dalam pembelajaran trigonometri di SMA Negeri 1 Grabag kelas XII mencoba mengunakan metode field trip. Merupakan metode berkunjung ke lingkungan sekitar untuk belajar.
Adapun langkah yang dilakukan penulis untuk menerapkan metode pembelajaran field trip adalah sebagai berikut: pertama, merumuskan tujuan pembelajaran. Kedua, menyampaikan materi pembelajaran. Ketiga, pelaksanaan pembelajaran yang kegiatan pembukaan, inti dan penutup.
Siswa di satu kelas di SMA Negeri 1 Grabag rata-rata berjumlah 36 siswa. Sehingga penulis membagi satu kelas menjadi 6 kelompok. Tiap kelompok rata-rata beranggotakan 6 siswa.
Masing-masing kelompok diberi tugas menghitung ruang yang berbeda atau objek yang berbeda. Ada yang menghitung tinggi pohon, tinggi gedung perpustakaan, tinggi gedung kelas, tinggi tiang bendera, jarak ruang guru dengan perpustakaan, dan tinggi gedung laboratorium kimia. Guru memberikan dulu penjelasan materi trigonometri serta memberi contoh soal.
Dengan bimbingan dari guru siswa mempersiapkan bahan yang diperlukan dalam penghitungan trigonometri, seperti meteran, klinometer, busur derajat.
Dalam memberikan bimbingan guru mengunakan materi tentang skala dalam penghitungannya, skala antara tinggi tiang di foto dengan tinggi tiang sebenarnya. Serta mencari sudut elevasi antara mata dengan puncak pohon. Sudut elevasi adalah sudut yang terbentuk antara garis lurus mendatar.
Siswa SMA Negeri 1 Grabag menerapkan rumus dan materi trigonometri dengan baik, menyenangkan, tidak ngantuk, tidak membosankan,dan suasana santai. Dalam hal ini, Syaiful Sagala (2006:176) menyatakan belajar dapat dilihat dari, tidak tertekan, bebas berpendapat, tidak ngantuk, bebas mencari objek, tidak jemu, berani berpendapat, belajar sambil bermain. Banyak ide, santai tapi serius, dapat berkomunikasi dengan orang lain, tidak merasa canggung, belajar di alam bebas, dan tidak takut. Oleh karena itu, salah satu metode yang dapat digunakan dan menjadi alternatif bagi guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang tidak kaku dan mengembangkan kreatifitas.
Melalui penerapan metode pembelajaran field trip, peserta didik antusias dalam belajar. Peserta didik lebih kreatif dan berani dalam mengugkapkan ide dalam tulisan. Peserta didik terlihat senang dalam pelajaran matematika, dengan terbukti hasil penilaian harian lebih bagus, dibanding sebelum mengunakan metode field trip. Peserta didik lebih memahami materi trigonometri.
Berdasarkan penjelasan yang sudah diuraikan di awal maka dapat disimpulkan field trip adalah model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta menumbuhkan karakter. Kompetensi materi trigonometri turut meningkat mengingat siswa merasa senang dan semangat dalam mengerjakan tugas-tugas mata pelajaran matematika terutama bidang trigonometri. (ss2/lis)
Guru Matematika SMA Negeri 1 Grabag