RADARSEMARANG.COM, SEBAGIAN besar siswa sekolah dasar (SD) mengalami kesulitan dalam pemahaman materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam materi perkembangbiakan vegetatif. Tidak terkecuali siswa SDN 02 Sidokare. Penyebabnya, karena materinya bersifat abstrak dan sulit untuk dipahami. Selain itu, guru lebih menekankanan pada menghapal sejumlah konsep (kognitif), dan kurang menekankan pada penguasaan melalui pendekatan keterampilan proses. Dampaknya, hasil belajar siswa rendah.
Selain hasil belajar masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM), masalah lain adalah kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran. Selama ini, pembelajaran hanya terbatas pada komunikasi satu arah. Guru aktif menerangkan materi pembelajaran melalui metode ceramah, tidak menggunakan alat peraga, sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat materi yang disajikan guru, sehingga pembelajaran berlangsung monoton.
Sebaiknya, pembelajaran diarahkan pada pembelajaran aktif (active learning). Dalam hal ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa. Oleh karena itu, diperlukan metode yang tepat serta alat peraga yang relevan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi. Salah satu metode pembelajaran yang cukup efektif guna meningkatkan hasil belajar siswa adalah metode demonstrasi (Saur Tampubolon , 2013:118).
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memeragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, penerimaan terhadap pelajaran jauh lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.
Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi adalah untuk memperjelas pengertian konsep (meneladani) cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. Di samping beragam kelebihan yang dimiliki metode demonstrasi, terdapat beberapa kelemahan. Namun jika dapat membuat strategi yang tepat, maka kelemahan yang ada dapat diatasi dengan baik. Seperti yang dijelaskan oleh Sagala (1996:212), ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan metode demonstrasi yakni, 1) tentukan terlebih dahulu hasil yang ingin dicapai dalam jam pertemuan ini, 2) guru mengarahkan demonstrasi itu sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh pengertian dan gambaran yang benar, pembentukan sikap dan kecakapan praktis. 3) Pilih dan kumpulkan alat-alat demonstrasi yang akan dilaksanakan. 4) Usahakan agar seluruh siswa dapat mengikuti pelaksanaan demonstrasi itu, sehingga memperoleh pengertian dan pemahaman yang sama. 5) Berikan pengertian yang sejelas-jelasnya tentang landasan teori dari yang didemonstrasikan. Hindari penggunaan istilah yang tidak dipahami siswa. 6) Sedapat mungkin bahan pelajaran yang didemonstrasikan adalah hal-hal yang bersifat praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari. 7) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. Sebaiknya demonstrasi itu dimulai oleh guru setelah mengadakan uji coba (try out) supaya kelak dalam melakukannya tepat dan otomatis.
Dengan penggunaan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sebab, keaktifan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kepercayaan diri serta memotivasi belajar siswa. Pada akhirnya, hasil belajarnyapun akan meningkat dan implikasi lainnya adalah guru perlu melakukan inovasi dalam penggunaan media pembelajaran. Terlebih jika media yang digunakan melibatkan beberapa alat indera siswa. Karena hal ini akan neningkatkan daya ingat siswa terhadap materi pembelajaran. (ag1/ida)
Guru SDN 02 Sidokare, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang