29.1 C
Semarang
Friday, 22 August 2025

Belajar Menyenangkan dengan Metode Fun Learning

Oleh : Tri Setyaningrum S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, METODE Fun Learning adalah metode pembelajaran di mana seorang guru dapat menciptakan suasana hangat dan menyenangkan dalam pembelajaran. Dengan suasana tersebut, apapun yang diajarkan mudah diterima dengan senang hati oleh siswa. Bahkan, siswa mudah melakukan perubahan.

Selanjutnya guru yang menguasai dan terampil menggunakan berbagai pendekatan dan strategi pengelolaan kelas dengan mudah dapat menciptakan dan mempertahankan iklim belajar yang baik dan menyenangkan. Iklim yang demikian itu memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan potensi-potensi dirinya secara optimal. Persoalannya, tidak banyak guru yang mau bersusah payah mencari inovasi baru dalam pembelajaran.

Meski begitu, untuk menciptakan suasana fun learning, di butuhkan penggunaan metode belajar yang tepat. Kedudukan metode sangatlah penting dalam proses interaksi antarguru dan siswa ketika belajar. Menjadi alat motivasi ekstrensik, sebagai strategi pengajaran dan alat untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu, guru harus bisa memilih metode yang sesuai dengan kondisi anak dan disesuaikan pula dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.

Pada anak–anak sekolah dasar (SD) khususnya kelas 1 diharuskan menggunakan pembelajaran tematik. Yaitu pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Selain itu, tata ruang kelas sampai tempat duduk siswa, kalau perlu harus diganti. Agar terlaksana pemebelajaran tematik yang fun learning, penulis menggunakan teknik nyanyian dengan suasana kelas yang disesuaikan tema pembelajaran.

Misal salah satu tema di semester 1 yaitu tema keluarga. Maka, cara pembelajarnnya, 1) di dalam kelas ditempeli banyak gambar yang berkaitan dengan keluarga. 2) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sehingga siswa duduk dengan posisi pada kelompoknya masing–masing. 3) Dari tema keluarga selanjutnya dapat mengelompokkan sesuai dengan mata pelajaran yang akan disampaikan. 4) Untuk pelajaran IPA siswa mampu menyebutkan bagian–bagian tubuh manusia dan fungsinya. 5) Untuk pelajaran matematika siswa mampu membilang 1 samapi 20. 6) Untuk pelajaran IPS, siswa mampu menyebutkan identitas saudara kandung yang lebih tua (nama lengkap, jenis kelamin, agama, dll) di depan kelas dan menyebutkan identitas anggota keluarga lain. 7) Untuk pelajaran SBK, siswa mampu mengidentifikasi unsur rupa dari gambar keluarga.
Selanjutnya membagi siswa dalam beberapa kelompok. Misalnya 1 kelompok terdiri atas 4 orang. Agar suasana di kelas tidak kaku maka pembagiannya dengan bernyanyi. Liriknya sebagai berikut, “halo–halo apa kabar. Tepuk tangan. Kedipkan matamu. Goyang ke kanan. Putar-putar-putar. Cari 2 orang…… (diulangi sampai mencari 4 orang berhasil).

Hal di atas merupakan salah satu contoh penerapan fun learning. Tentunya masih banyak yang bisa dilakukan seorang guru yang mencintai anak–anak dan masih banyak ide–ide kreatif yang dapat dilakukan agar anak–anak dapat termotivasi untuk terus belajar. Seorang pendidik sejati adalah orang yang bisa membuat semua hal sulit menjadi mudah dipahami, yang rumit menjadi mudah dimengerti, atau yang sukar menjadi mudah dilakukan (Ralph Waldo Emerson). Siswa tidak akan peduli betapa pintarnya seorang guru, yang mereka pedulikan adalah apakah guru tersebut juga peduli terhadap dirinya. (ag1/ida)

Guru SDN 02 Keagusan, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya