32 C
Semarang
Sunday, 13 April 2025

Pengembangan Model Pembelajaran Tematik Berbasis Kearifan Lokal untuk SD Kelas Rendah

Oleh : Muslim, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran tematik sebenarnya telah diisyaratkan sejak kurikulum 1994, dan sejak digulirkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadikan model pembelajaran tematik sebagai hal yang mutlak dilakukan pada jenjang sekolah dasar kelas rendah (kelas 1 – 3). Pelaksanaan pembelajaran tematik ini memunculkan implikasi yang tidak sederhana pada setiap komponen pembelajaran termasuk didalamnya terhadap perangkat pembelajaran yang digunakan. Idealnya dalam pelaksanaan pembelajaran sangat perlu didukung oleh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungan dimana jenjang pendidikan itu berlangsung.

Dari permasalahan utama, yaitu terkait dengan masih rendahnya kemampuan guru Sekolah Dasar (SD) dalam merancang dan melaksanakan praktik pembelajaran tematik di kelas III SD Negeri Surodadi Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. Penelitian ini berusaha untuk mengembangkan sebuah model pembelajaran tematik yang sarat dengan pendidikan karakter yang bersumber dari nilai-nilai kearifan lokal masyarakat di lingkungan desa setempat diharapkan dapat mengatasi permasalahan terkait dengan pelaksanaan pembelajaran tematik dan pendidikan karakter yang terjadi. Sekaligus dapat memperbaiki pelaksanaan pembelajaran tematik yang masih belum bermakna bagi belajar siswa di SDN Surodadi kelas rendah saat ini.

Penetapan pembelajaran tematik dalam pembelajaran di kelas rendah SD tidak terlepas dari perkembangan akan konsep pendekatan terpadu itu sendiri. Karena pada dasarnya pembelajaran tematik merupakan terapan dari pembelajaran terpadu. Pendekatan terpadu berawal dari konsep interdisipliner dalam kurikulum terpadu yang dikemukakan oleh Jacob (1989). Kurikulum terpadu cenderung lebih memandang bahwa suatu pokok bahasan harus terpadu (integrated) secara menyeluruh. Keterpaduan ini dapat dicapai melalui pemusatan pelajaran pada satu masalah tertentu dengan alternatif pemecahan melalui berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran yang diperlukan. Sehingga batas-batas antara mata pelajaran dapat ditiadakan. Kurikulum terpadu memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara kelompok maupun individu dengan lebih memberdayakan masyarakat sebagai sumber belajar, memungkinkan pembelajaran bersifat individu terpenuhi.

Model pembelajaran tematik yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model jaring laba-laba (webbed) dimana pengembangannya dimulai dengan menentukan tema terlebih dahulu. Tema yang telah ditetapkan selanjutnya dijadikan dasar untuk menentukan sub-sub tema lain yang terkait dengan berbagai bidang studi. Tema yang ditetapkan disesuaikan dengan minat, kebutuhan dan perkembangan siswa. Penetapan tema dapat juga dilakukan sebagai hasil diskusi antara guru dan siswa. Selanjutnya dilakukan analisa terhadap setiap pilihan tema untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya sehingga didapatkan tema yang paling cocok. Setelah ditentukan tema kemudian ditentukan tematik unit atau sub tema yang akan digunakan sebagai topik dalam pembelajaran.

Dengan mendasarkan pendapat dari beberapa ahli, yang dimaksud pembelajaran tematik dalam penelitian ini adalah Pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar bermakna kepada peserta didik di SD kelas rendah Pembelajaran tematik akan terjadi jika eksplorasi dari suatu tema yang merupakan inti dalam pembelajaran berjalan secara wajar. Selain itu dibutuhkan juga peran aktif siswa dalam eksplorasi tema tersebut agar dapat dipelajari dengan mudah. Kegiatan pembelajaran akan berlangsung diseputar tema kemudian akan membahas konsep-konsep pokok yang terkait dengan tema yang diusung. (agu1/ton)

Guru Kelas III SD Negeri Surodadi, Gajah


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya