RADARSEMARANG.COM, Menurut kurikulum 2004, yakni kurikulum berbasis kompetensi (KBK), mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulis, sebagai alat untuk mempelajari rumpun pelajaran lain, berpikir kritis dalam berbagai asfek kehidupan, serta mengembangkan sikap menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan apresiatif terhadap karya sastra Indonesia (Mulyana 2003: 89).
Sehubungan dengan penggunaan bahasa terdapat empat keterampilan dasar berbahasa yaitu menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang disampaikan, keempat aspek berbahasa yang dimiliki siswa masih banyak kelemahan dan kekurangan, hal ini dapat dilihat dari permasalahan yang terjadi di dalam proses belajar mengajar di kelas. Seperti ketika dibacakan sebuah cerita siswa tidak menyimak dengan baik sehingga pada saat guru meminta untuk bergantian membaca siswa tidak bisa untuk meneruskan bacaan dari temannya. Apalagi siswa disuruh untuk menjawab pertanyaan belum tentu siswa itu menjawab yang sesuai dengan isi cerita, sebagian dari siswa tidak dapat menjawab dengan benar. Begitu juga dalam hal berbicara siswa sulit untuk menyusun kata-kata dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Menurut Saddhono dan Slamet (2012:4) keterampilan menyimak merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan oleh manusia bila dilihat dari proses pemerolehan bahasa, secara berturut-turut pemerolehan keterampilan berbahasa itu pada umumnya dimulai dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Penyebab dari lemahnya keterampilan menyimak, sebagian besar dikarenakan guru kurang bervariasi di dalam menggunakan metode pembelajaran serta media yang digunakan kurang menarik bagi siswa sehingga terjadilah kejenuhan dan suasana belajar yang kurang kondusif. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menyimak siswa adalah dengan menggunakan media audio pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Media audio dianggap mampu menarik perhatian siswa dalam hal menyimak, melalui suara- suara yang diperdengarkan baik berupa kata-kata, musik, maupun efek suara (sound efek).
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari kegiatan menyimak untuk mendapatkan sebuah informasi atau pemberitahuan, agar informasi yang didapat menjadi jelas maka kita perlu mendengarkannya dengan benar, kegiatan mendengarkan inilah yang berhubungan erat dengan menyimak. Kata ‘menyimak’ dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan makna dengan ‘mendengar’ dan ‘mendengarkan’ oleh karena itu ketiga istilah itu sering menimbulkan kekacauan pemahaman, bahkan sering dianggap sama sehingga dipergunakan secara bergantian (Akhadiah, 1991/1992:3).
Penggunaan media audio dalam pembelajaran bahasa khususnya keterampilan menyimak sangat membantu penulis di SMP Negeri 5 Comal, Kabupaten Pemalang dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas, agar lebih mudah dipahami siswa. Menurut Suparman dalam Asyhar (2011:4) media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Kemudian media memiliki peranan yang sangat penting, yaitu suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi antara komunikator dan komunikan.
Kaitannya dengan audio sebagai media pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa media audio pembelajaran adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara-suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara, kemudian diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya. Media Audio merupakan alat bantu bagi peserta didik yang sifatnya sekadar membantu, maka dalam pemanfaatannya memerlukan bantuan metode atau media lain, sehingga pengetahuan dan pengalaman siap dimiliki oleh pendengar yang akan membantu keberhasilan. (agu1/ton)
Guru SMP Negeri 5 Comal, Kabupaten Pemalang