27 C
Semarang
Saturday, 14 June 2025

Blended Learning, Salah Satu Solusi Pembelajaran pada Masa Pandemi

Oleh : Faizah, S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pandemi Covid-19 berpengaruh pada semua sektor kehidupan. Termasuk dunia pendidikan. Yakni diterapkannya pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal ini sesuai Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19).

Namun, banyak kendala yang dihadapi guru, orang tua maupun anak selama pembelajaran jarak jauh (PJJ). Ini juga dialami siswa kelas enam di SD Negeri Pegandan 02, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati. Selama penerapan PJJ, anak-anak bosan dan ada penurunan pencapaian hasil belajar. Karena selama ini penulis lebih banyak menggunakan aplikasi Whatsapp dalam pembelajaran. Melihat keadaan demikian, kemudian penulis menerapkan model pembelajaran blended learning.

Menurut Driscol (2002), blended learning merupakan pembelajaran yang menggabungkan berbagai teknologi berbasis web, untuk mencapai tujuan pendidikan. Sementara Garner dan Oke (2015) mengatakan pembelajaran blended learning merupakan sebuah lingkungan pembelajaran yang dirancang dengan menyatukan pembelajaran tatap muka (face to face) dengan pembelajaran online yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Secara sederhana dapat dikatakan blended learning adalah pembelajaran yang mengombinasikan antara tatap muka (pembelajaran secara konvensional dengan metode ceramah, penugasan, tanya jawab dan demontrasi), dan pembelajaran secara online. Memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi untuk mendukung belajar mandiri.

Blended learning memungkinkan guru memberikan pengalaman belajar yang lebih komprehensif kepada siswa. Ada keuntungan lain yang dapat dipertimbangkan dalam penerapan model pembelajaran blended learning. Yakni meningkatkan akses dan kemudahan siswa dalam mengakses materi pembelajaran, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan mengurangi biaya pembelajaran (Stein & Graham, 2014:14).
Salah satu penerapan pembelajaran blended learning pada siswa kelas enam di SD Negeri Pegandan 02, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati yaitu pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi Karakteristik Geografis Negara-Negara ASEAN. Pada kegiatan ini, guru menggunakan interaksi pembelajaran secara sinkronis dan asinkronis. Pembelajaran sinkronis dilakukan dengan cara guru menyampaikan materi belajar dan diskusi tatap muka kepada siswa melalui aplikasi zoom atau google meet. Kegiatan ini menciptakan ruang kelas virtual yang memungkinkan siswa mengajukan pertanyaan dan guru untuk menjawabnya secara instan. Kegiatan ini memungkinkan siswa dan guru untuk berpartisipasi dan belajar secara real time dan terlibat dalam diskusi langsung.
Pada pembelajaran asinkronis yang merupakan pendekatan belajar mandiri, siswa diminta menyimak video online melalui link youtube yang diberikan ke whatsapp grup maupun classroom. Siswa juga dapat membaca modul pembelajaran secara mandiri agar lebih memahami materi yang diajarkan.

Selain itu, untuk mempelajari Karakteristik Geografis Negara-Negara ASEAN pada masa pandemi, siswa dapat mengakses melalui sosial media. Penggunaan literasi digital dalam blended learning, harus melalui bimbingan dan pengawasan guru serta orang tua supaya kebebasan penggunaan media elektronik dalam menggali informasi tidak disalahgunakan oleh anak. Setelah siswa memahami materi belajar, guru memberikan latihan soal atau kuis. Kemudian siswa mengerjakan latihan soal tersebut dan mengumpulkannya melalui whatsapp atau google classroom. Guru memberikan umpan balik atas jawaban yang dikumpulkan oleh siswa.

Belajar dengan model ini memberikan pengalaman lebih pada siswa, terutama penggunaan beberapa aplikasi seperti zoom dan google meet yang masih dirasa hal baru bagi siswa sekolah dasar. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar tidak hanya dapat dilakukan pada satu waktu. Tetapi dilakukan dengan waktu yang banyak. Sehingga memberi kemudahan dan fleksibilitas terjadinya komunikasi antara guru dan siswa. Karena tidak sedikit siswa yang berani menyampaikan pendapat secara langsung. Dengan blended learning memberi peluang besar kepada siswa untuk menyampaikan melalui media tertentu.

Melalui pembelajaran blended learning, penulis menyimpulkan siswa dapat lebih semangat dan termotivasi dalam belajar sehingga meningkatkan prestasi belajar. (pg1/lis)

Guru SDN Pegandan 02, Kec. Margorejo, Kabupaten Pati.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya