RADARSEMARANG.COM, Dalam proses pembelajaran seni tari mencakup kompetensi apresiasi karya seni tari dan kompetensi mengekspresikan diri melalui karya seni tari. Oleh karena itu perlu wawasan luas tentang seni tari dan materi ajar tari yang menarik dan tidak membosankan. Serta lebih berkualitas dan bermakna bagi siswa. Maka, diperlukan metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, diharapkan menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena tanpa motivasi belajar, sulit bagi guru untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran antara lain presentasi, diskusi, permainan, simulasi, ceramah, demonstrasi dan latihan. Setiap metode memiliki ciri khas tersendiri yang penggunaannya harus disesuaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Dalam pembahasan ini penulis akan menekankan pada kompetensi mengekpresikan diri melalui karya seni tari, yaitu pembelajaran praktik seni tari. Peragaan tari tradisional yang dilakukan di kelas VIII B SMP Negeri 2 Karanggede. Proses pembelajaran peragaan tari tradisional yang dilakukan di kelas VIII B SMP Negeri 2 Karanggede menunjukkan keadaan bahwa sebagian besar siswa kurang aktif, kurang bersemangat, dan cenderung tidak kreatif.
Kompetensi Peragaan Tari Tradisi merupakan kompetensi yang dalam pelaksanaan pembelajarannya lebih banyak menggunakan metode pembelajaran praktik daripada teori. Pada saat proses pembelajaran praktik peragaan tari tradisi berlangsung masih terlihat sebagian besar siswa malas-malasan untuk melakukan gerak tari yang diajarkan oleh guru. Bahkan terkadang mereka asyik berbicara dengan teman, bercanda dan sebagainya.
Sehingga hasil praktik peragaan tari tradisi kurang memuaskan. Dengan kata lain target kurang terpenuhi dan prestasi yang dihasilkan kurang maksimal. Permasalahan tersebut membuktikan bahwa dalam pelaksanaan proses pembelajaran kompetensi peragaan tari tradisi mengalami kesulitan/hambatan. Untuk itu diperlukan metode pembelajaran yang tepat yang sesuai fungsi, manfaat dan tujuan. Metode yang penulis gunakan untuk mengatasi hal ini adalah adalah metode tutor sebaya.
Metode ini diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif dalam belajar dan mudah menerima, sehingga prestasi meningkat. Sebab adakalanya seorang siswa lebih mudah menerima penjelasan yang diberikan oleh kawan sebangku atau kawan yang lain karena tidak adanya rasa enggan atau malu untuk bertanya dan hubungan antara teman sebaya umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan siswa.
Pengajaran tutor sebaya pada dasarnya sama dengan program bimbingan yang bertujuan memberikan bantuan dari dan kepada siswa supaya dapat mencapai belajar secara optimal.
Persiapan dan pelaksanaan proses pembelajaran dengan metode tutor sebaya di SMPN 2 Karanggede sebagai berikut. Guru memilih 5 atau 6 siswa yang dianggap mampu, menguasai dan cakap untuk menjadi tutor sebaya. Guru menjelaskan teknik pembelajaran yang akan digunakan.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memotivasi siswa untuk berperan aktif menjadi tutor sebaya, dan tidak lupa diberi motivasi bahwa kalian adalah anak-anak terpilih yang mempunyai pengalaman lebih dari yang lain. Sehingga mereka akan lebih bersemangat dan percaya diri.
Guru memberi bimbingan khusus mengenai materi peragaan tari tradisi di luar jam pelajaran.
Pada saat kegiatan proses pembelajaran guru menyajikan informasi tentang materi peragaan tari tradisi. Kemudian membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil, dengan menempatkan satu orang tutor sebaya di setiap kelompok.
Guru memantau dan mengamati kegiatan setiap kelompok yang diarahkan oleh tutor sebaya dalam mengerjakan tugas kelompok. Guru melakukan evaluasi kepada masing-masing kelompok dengan cara mempresentasikan hasil kerjanya. Guru memberi penilaian proses kinerja kelompok/individu.
Setelah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya ini, prestasi keterampilan siswa dalam memperagakan gerak tari tradisional lebih meningkat. Hal tersebut terlihat dari perubahan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran yang lebih fresh dan tidak canggung serta lebih kreatif karena banyak bertukar pendapat dengan sesama anggota kelompok. (ti2/lis)
Guru Seni Budaya SMPN 2 Karanggede