RADARSEMARANG.COM, MATA pelajaran (Mapel) IPA disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Pada materi gerak merupakan materi kelas VIII pada semester gasal atau satu. Materi ini termasuk banyak, terdiri atas gerak lurus (GLB dan GLBB), hukum Newton satu, dua, dan tiga, serta hubungannya dengan gaya dengan percepatan benda. Kebanyakan siswa sulit untuk sekedar memahami materi tersebut.
Ketuntasan hasil belajar siswa di SMP Negeri 34 Semarang masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) terutama pada mapel IPA. Pembelajaran IPA ini merupakan salah satu pembelajaran sains yang mencakup proses, sikap ilmiah, dan produk. Dalam belajar IPA, siswa tidak hanya dituntut untuk memahami teori dan konsep, tetapi juga diharapkan dapat memahami bagaimana proses gejala IPA tersebut.
Dibutuhkan suatu metoda pembelajaran yang dapat berpengaruh dan yang penting dapat menggugah minat siswa sehingga proses pembelajaran yang sedang berlangsung bisa berjalan dengan maksimal dan pembelajaran tidak monoton serta tidak membosankan bagi siswa.
Menurut Kamdi (2007:77) model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan model kurikulum yang berhubungan dengan konteks sosial siswa, masalah harus berakar pada materi subjek dari kurikulum. PBL merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang dalam implementasinya ada sejumlah kegiatan, tidak hanya mendengar, mencatat, kemudian menghafal materi. Tetapi siswa harus aktif berpikir, berkomunikasi, mencari, dan mengolah data. Aktivitas pembelajaran ini diarahkan untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.
PBL merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata dengan tujuan mendorong kerjasama antarsiswa di dalam penyelesaian tugas, melibatkan siswa di dalam penyelidikan yang memungkinkan memahami dan menjelaskan fenomena dunia nyata. Selain itu melibatkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, pada siswa secara imbang. Membangun optimisme siswa pada masalah adalah sesuatu yang harus dipecahkan bukan dihindari.
Kelebihan model PBL ini melibatkan secara aktif dan menuntut keterampilan berpikir siswa lebih tinggi. Siswa dapat merasakan manfaat dari pembelajaran ini, karena dapat menyelesaikan masalah dan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata. Selain itu, dapat menumbuhkembangkan berkreativitas baik secara individual maupun berkelompok.
Perkembangan teknologi abad 21 di berbagai belahan dunia semakin pesat sehingga diperlukan inovasi baru dalam pendidikan agar siswa dapat bersaing. STEM merupakan pendekatan interdisipliner yang menggabungkan antara science, technology, engineering dan mathematics. Konsep ini digabungkan atau dikolaborasikan dengan permasalahan yang ada pada dunia nyata. STEM dalam pengaplikasiannya bertujuan untuk mengembangkan pemikiran, penalaran, kerja tim, investigasi, serta keterampilan kreatif yang dapat digunakan oleh siswa dalam semua bidang yang ada di kehidupan mereka.
PBL berkolaborasi dengan STEM adalah suatu model pembelajaran dimana siswa diberikan suatu masalah yang bertujuan agar siswa mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan dilandasi aspek–aspek STEM yaitu science, technology, engineering dan mathematics.
Model pembelajaran PBL berkolaborasi dengan STEM sangat baik diaplikasikan dalam pembelajaran IPA. Terutama pada materi Gerak. Model pembelajaran ini dapat membuat siswa menjadi lebih aktif, kreatif, mengeksplore secara maksimal dengan kemampuan yang mereka miliki, serta dapat mempersiapkan siswa dapat bersaing di era kemajuan teknologi abad 21. (ipa1/ida)
Guru IPA SMP Negeri 34 Semarang